ANDALPOST.COM — Bipolar Disorder merupakan sebuah gangguan mental yang berkaitan dengan kondisi suasana hati mulai dari fase terendah menuju fase tertinggi, atau sebaliknya.
Oleh karena itu, penderita bipolar seringkali mengalami perubahan suasana yang drastis. Sehingga bisa saja menjadi produktif namun menjadi depresi pada saat fase terendah.
Qonitah Faridah seorang Mahasiswi Keperawatan dari Universitas Indonesia memberikan penjelasan mengenai dua fase bipolar disorder. Yakni fase mania (tertinggi) dan depresif (terendah).
“Jadi bipolar disorder itu adalah gangguan mental yang menyebabkan perubahan tidak biasa dalam mood, energi, tingkat aktivitas. Konsentrasi, dan kemampuan untuk melakukan tugas sehari-hari,” ungkap Qonitah.
Bipolar sendiri memiliki dua fase, yakni ada fase mania dan fase depresi yang memiliki gejala atau mood yang berbeda bagi penderita bipolar.
“Lalu moodnya itu dapat berubah secara ekstrim dari satu fase ke fase lain. Nah, di orang yang bipolar itu ada dua fase, mania dan depresi,” lanjutnya.
Pada fase mania, penderita cenderung lebih merasa bahagia dan melakukan kegiatan yang positif. Sehingga diri menjadi lebih produktif pada masa tersebut.
“Selama fase mania gejalanya itu happy banget banyak energi, ambisius, punya banyak ide, ngabisin uang ke barang-barang gak penting dan dia ga butuh, gak pengen makan dan tidur, ngomong cepet, dan gampang kesel,” ujar Qonitah.
Fase berikutnya, yakni fase depresi merupakan fase yang berbahaya karena penderita merasa tidak berharga. Sehingga konsekuensi buruknya adalah melakukan tindakan bunuh diri.
“Sementara kalau fase depresi gejalanya ngerasa kewalahan dan gak berharga, yang berpotensi untuk mikir bunuh diri. Nah, makanya penting banget nih kalau misalnya udah mikir untuk bunuh diri kalian tuh cepet-cepet cari bantuan ke psikolog, psikiater,” ucapnya.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.