ANDALPOST.COM – Asam lambung adalah suatu kondisi ketika asam lambung naik sampai kerongkongan atau mulut. Penyakit ini dapat menimbulkan rasa atau sensasi terbakar pada bagian dada.
Gejalanya meliputi nyeri dada, makanan atau asam lambung naik ke bagian kerongkongan, bau mulut, batuk kronis. Serta sesak nafas, gangguan tidur, dada terasa panas setelah makan, dan pita suara membengkak.
Ketika asam lambung naik, biasanya penderitanya langsung mengonsumsi makanan untuk mengisi perut terlebih dahulu, lalu meminum obat. Namun, berbeda halnya saat dalam kondisi tengah berpuasa.
Puasa membuat jam makan mengalami perubahan yang cukup signifikan. Sedangkan, penderitanya rentan mengalami peningkatan asam lambung pada saat perut kosong walaupun tengah menjalani puasa.
Untuk itu, tubuh perlu melakukan adaptasi atau penyesuaian agar asam lambung tidak naik, sehingga dapat menjalani puasa dengan leluasa.
“Puasa memang mengubah kebiasaan makan, yang biasanya dilakukan pagi dan siang hari menjadi malam hari,” kata Wirawan Hartawan, Founder Hydrofoam dalam Channel YouTube Hydrofoam TV Indo, dikutip Rabu (29/3).
Hindari makanan pemicu asam lambung
Saat sahur dan berbuka puasa harus menghindari makanan yang dapat membuat asam lambung naik, seperti makanan berlemak.
“Makanan banyak lemaknya dapat meningkatkan peradangan pada selaput lambung,” kata Wirawan.
Selain itu, makanan lain yang perlu dihindari ialah mie dan pasta karena bisa mengiritasi selaput lambung. Selanjutnya, makanan pedas, seperti cabe rawit, saus, sambal juga dapat memperburuk gejala penyakit ini.
“Perhatikan pengolahan makanan juga. Hindari makanan yang digoreng. Sebaiknya cari makanan yang dipanggang, direbus atau dikukus, lalu kunyah makanan hingga benar-benar lunak,” ujar Wirawan.
Ia menambahkan, para dokter di University of Maryland Medical Center memberikan rekomendasi agar pasien dengan gastritis dapat menghindari makanan olahan yang mengandung gula selain lemak trans.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.