ANDALPOST.COM – Pakistan mengalami Inflasi yang telah membuat kondisi ekonominya saat ini sangat buruk. Dalam bulan suci Ramadhan ini, dilaporkan bahwa tingkat inflasi yang dialami oleh Pakistan merupakan rekor tertinggi dalam sejarah Inflasi sejak 50 Tahun terakhir.
Dengan angka inflasi bulan Maret yang melampaui 31,5% dibanding bulan Februari. Setelah sebelumnya harga makanan, minuman dan transportasi melonjak hingga 50% dari tahun ke tahun.
Tidak hanya harga kebutuhan pokok saja yang menaik. Beberapa pekerjaan seperti misalnya tentara diharuskan untuk dipotong persediaan dan gajinya lantaran inflasi yang sangat buruk.
Seorang juru bicara dari biro statistik yang menanggapi insiden ini mengatakan bahwa Inflasi merupakan kenaikan tertinggi yang pernah dicatat. Hal tersebut berdasarkan data pencatatan bulanan yang telah dimulai dari tahun 1970-an.
“Ini adalah inflasi tertinggi yang pernah tercatat dalam data yang kami miliki,” ujar biro statistik.
Tercatat oleh biro statistik Pakistan Indeks harga konsumen naik 3,72% pada bulan Maret dibanding bulan sebelumnya. Angka Inflasi pangan tahunan di bulan Maret masing-masing sebesar 47,1%. Sebesar 50,2% untuk daerah perkotaan dan pedesaan. Serta Inflasi inti bisa mencapai 18,6% di daerah perkotaan dan 23,1% di daerah pedesaan.
Ancaman pada Masa Mendatang
Akibat dari terjadinya kasus Inflasi juga, dilaporkan terdapat 16 orang telah meninggal dunia. Beberapa hari terakhir penyaluran pangan di pusat-pusat bantuan pangan ditujukan untuk mengatasi maraknya kelaparan. Hal itu menyebabkan banyaknya warga Pakistan yang saling berebut untuk mendapatkan bantuan pangan sehingga kericuhan pun tidak terkendali.
“Dengan inflasi yang meningkat, saya yakin situasi seperti kelaparan telah membara,” kata Shahida Wizarat, seorang analis yang berbasis di Karachi kepada Agence France-Presse.
Menurut para ahli dengan kondisi negara Pakistan yang saat ini tidak dapat memberi makan dan mendanai tentaranya. Dikhwawatirkan bahwa akan muncul ancaman dari Taliban dan kelompok teroris lain akan meningkat pesat.
Lantaran kondisi Pakistan saat ini mirip dengan Afghanistan. Keduanya mengalami permasalahan yang sama dan berakhir Taliban mengambil alih negaranya pada 2021.
“Kita bisa melihat pelemahan yang signifikan dari negara dan kapasitasnya untuk memaksakan ketertiban,” Uzair Younus, direktur Inisiatif Pakistan di Pusat Asia Selatan Dewan Atlantik.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.