ANDALPOST.COM – Rusia kembali mengklaim telah membuat kemajuan signifikan di kota Bakhmut, Minggu (23/4/2023).
Sayangnya klaim tersebut berbanding terbalik dengan pernyataan Ukraina.
Seorang komandan tinggi Ukraina mengungkapkan pasukannya menguasai garis depan melalui kota Bakhmut.
Bahkan, semuanya hancur hanya dalam beberapa pertempuran selama perang 14 bulan.
Kementerian pertahanan Rusia mengatakan pasukannya telah mengamankan dua blok. Distrik barat dan unit lintas udara memberikan bala bantuan ke utara serta selatan.
Rusia menganggap Bakhmut sebagai batu loncatan guna menguasai wilayah Ukraina timur.
Kolonel Jenderal Ukraina Oleksandr Syrskyi berbagi gambar di aplikasi perpesanan Telegram mengenai dirinya yang tengah meneliti peta dengan tiga pria berseragam.
Presiden Ukraina Mempertahankan Bahkmut
Gambar tersebut dibubuhi judul ‘Garis depan Bakhmut, Pertahanan kami berlanjut’.
“Kami menyerang musuh, seringkali tidak terduga untuknya, dan terus mempertahankan garis strategis,” terang Syrski.
Yevgeny Prigozhin, kepala pasukan militer swasta Wagner yang memimpin penyerangan Bakhmut menegaskan memegang 80 persen kendali atas Bakhmut. Namun berulang kali Ukraina membantah klaim tersebut.
Terlebih Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy berjanji untuk tetap mempertahankan kota tersebut.
“Tidak mungkin bagi kami untuk menyerah pada Bakhmut karena ini akan membantu memperluas front pertempuran dan akan memberikan kesempatan kepada pasukan Rusia dan Wagner untuk merebut lebih banyak tanah kami,” kata Zelenskiy dalam sebuah wawancara dengan saluran berita Al Arabiya, Minggu (243/4).
Selain itu, kepala wilayah Kherson selatan Ukraina yang dilantik oleh Rusia membantah laporan itu.
“Tidak ada pijakan musuh di tepi kiri (timur) sungai Dnipro, militer kami sepenuhnya mengendalikan wilayah itu,” tulis Vladimir Saldo di saluran Telegramnya.
Mengutip blogger militer Rusia yang terlibat dalam pasukan Moskow, Institute for the Study of War mengatakan Ukraina telah mengambil posisi di tepi timur, kendati tidak jelas apakah tujuannya.
Rusia menarik pasukan dari tepi barat tahun lalu sebagai bagian dari serangkaian penarikan yang menandakan pergeseran momentum atas keuntungan Kyiv.
Natalia Humeniuk, juru bicara komando selatan Ukraina, tidak mengkonfirmasi atau membantah laporan tersebut.
Dia menyebut terjadi penembakan brutal di distrik-distrik di sekitar kota Kherson dan Beryslav di tepi barat.
“Menanggapi informasi tersebut, musuh secara signifikan mengintensifkan serangannya ke tepi seberang,” beber Humeniuk.
“Saya ingin semua orang memahami bahwa sangat sulit untuk melewati rintangan seperti Dnipro, misalnya, ketika garis depan membentang di sepanjang sungai yang begitu lebar dan kuat,” imbuhnya.
“Penting untuk mengumpulkan kesabaran,” tegas dia.
Rusia Berulah
Tak hanya klaim atas kota Bakhmut, Rusia juga melakukan penembakan saat pasukan Ukraina dilaporkan menyeberangi Sungai Dnipro.
Rusia telah menggempur kota Kherson dan Beryslav di Ukraina selatan, menghancurkan sekitar 30 bangunan dan melukai warga sipil.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.