ANDALPOST.COM — Iran menyita kapal tanker minyak berbendera Kepulauan Marshall di Teluk Oman di Perairan Internasional, Kamis (27/4).
Hal ini diungkap oleh Angkatan Laut Amerika Serikat (AS).
Penyitaan tersebut menjadi kasus pertama terhadap kapal komersial di perairan Teluk yang sensitif sejak 2019 lalu.
Tentara Iran menyebut telah menyita sebuah kapal tanker minyak berbendera Kepulauan Marshall di Teluk Oman. Setelah bertabrakan dengan sebuah kapal Iran.
Akibat tabrakan itu, sejumlah awak kapal Iran mengalami luka-luka.
“Dua awak kapal hilang dan beberapa lainnya luka-luka akibat tabrakan kapal dengan kapal,” kata pernyataan militer.
Angkatan Laut AS mengidentifikasi kapal itu merupakan Advantage Sweet. Menurut data pelacakan kapal Refinitiv ialah sebuah kapal tanker minyak mentah Suezmax.
Kapal tersebut telah disewa oleh perusahaan minyak utama Chevron dan terakhir berlabuh di Kuwait.
Sementara tujuan kapal terdaftar tersebut, di pelabuhan Houston di Teluk Meksiko AS.
Manajernya terdaftar sebagai Genel Denizcilik Nakliyati AS, sebuah perusahaan yang berbasis di Turki. Namun, perusahaan tersebut belum menanggapi penyitaan yang dilakukan Iran terhadap kapal itu.
Pendaftaran kapal Kepulauan Marshall juga tidak segera menanggapi kejadian tersebut.
“Pelecehan terus menerus Iran terhadap kapal dan campur tangan dengan hak navigasi di perairan regional merupakan ancaman bagi keamanan maritim dan ekonomi global,” kata Angkatan Laut AS.
Angkatan Laut AS juga menambahkan Iran dalam dua tahun terakhir telah menyita setidaknya lima kapal komersial di Tengah Timur.
Pihaknya juga menyebut telah mengirimkan pesawat patroli maritim P-8 Poseidon untuk memantau situasi.
“Sejak itu kami dapat menentukan bahwa IRIN (angkatan laut Iran) melakukan penyitaan,” imbuhnya.
Menurut data dari perusahaan analitik Vortexa, sekitar seperlima dari minyak mentah dan produk minyak dunia melewati Selat Hormuz, titik sempit antara Iran dan Oman yang telah dilalui oleh Advantage Sweet.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.