ANDALPOST.COM — Serangan pesawat tak berawak atau drone menyebabkan kebakaran di fasilitas penyimpanan bahan bakar di Pelabuhan Sevastopol, Krimea, Sabtu (29/4).
Kebakaran itu menyebabkan asap hitam besar menggunung ke langit sebelum dapat dipadamkan.
Menurut Gubernur Sevastopol, Mikhail Razvozhaev hanya satu drone yang mencapai reservoir minyak sehingga mengakibatkan kebakaran. Ia menyebut tidak ada korban dalam insiden tersebut.
Lalu Razvozhaev menambahkan, hanya puing-puing drone yang ditemukan di pantai dekat terminal.
Sementara seorang pejabat intelijen militer Ukraina mengatakan, lebih dari 10 tank produk minyak dengan kapasitas sekitar 40.000 ton yang dimaksudkan untuk digunakan oleh Armada Laut Hitam Rusia dihancurkan.
Aktivis publik dan politisi Ukraina Andriy Yusov tidak menuduh Kyiv menjadi dalang di balik insiden itu. Namun, ia menyebut hal tersebut sebagai hukuman Tuhan atas serangan Rusia pada Jumat (28/4).
“Hukuman ini akan berlangsung lama. Dalam waktu dekat, lebih baik bagi semua penduduk Crimea yang diduduki sementara untuk tidak berada di dekat fasilitas militer dan fasilitas yang disediakan untuk tentara agresor,” kata Yusov.
Sebelumnya, seorang juru bicara angkatan bersenjata Ukraina juga menyebut tidak memiliki informasi yang menunjukkan bahwa Ukraina menjadi dalang di balik kebakaran tersebut.
Diketahui, Sevastopol telah berulang kali diserang udara sejak Rusia meluncurkan invasi besar-besaran ke Ukraina pada Februari tahun lalu.
Ukraina pun berulang kali menyatakan niatnya untuk merebut kembali Semenanjung Krimea yang dianeksasi secara ilegal oleh Rusia pada tahun 2014 hingga menuai protes internasional.
Setelah serangan-serangan sebelumnya di Krimea, Ukraina telah berhenti secara terbuka mengklaim bertanggung jawab. Namun menekankan bahwa pihaknya memiliki hak untuk menyerang sasaran apa pun sebagai tanggapan atas agresi Rusia.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.