ANDALPOST.COM – PBB mengadakan pembicaraan penting dengan kelompok Afghanistan di Doha tanpa melibatkan Taliban, Senin (1/5/2023).
Sehingga, Taliban mengklaim pertemuan tersebut tidak efektif tanpa partisipasinya.
Utusan dari Amerika Serikat (AS), China, dan Rusia, serta donor bantuan utama Eropa dan tetangga utama seperti Pakistan. Termasuk di antara perwakilan dari sekitar 25 negara dan kelompok yang dipanggil untuk pembicaraan tertutup. Pembicaraan tersebut berlangsung selama dua hari oleh Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres di ibukota Qatar pada Senin (1/5/2023).
“Setiap pertemuan tentang Afghanistan tanpa partisipasi pemerintah Afghanistan tidak efektif dan kontraproduktif,” Abdul Qahar Balkhi, juru bicara kementerian luar negeri Taliban.
Pekan lalu, Sekjen PBB mengatakan para penguasa de facto Afghanistan tidak akan diundang ke pertemuan. Pertemuan tersebut bertujuan untuk membahas situasi kemanusiaan yang mengerikan di negara itu dan isolasi internasionalnya.
Pihak PBB mengatakan pengakuan Taliban tidak masuk dalam agenda tersebut.
Pernyataan itu muncul usai anggota diaspora Afghanistan dan beberapa negara Barat menyatakan keprihatinan terhadap kemungkinan pengakuan pemerintah Imarah Islam Afghanistan (IEA).
Surat Terbuka
Dalam sebuah surat terbuka pada hari Minggu (30/4/2023), koalisi kelompok perempuan Afghanistan mengatakan mereka marah. Lantaran negara mana pun akan mempertimbangkan hubungan formal karena catatan pemerintah yang mengatakan penanganan hak-hak perempuan adalah masalah sosial internal.
“Perlakuan brutal Taliban terhadap perempuan dan anak perempuan tidak dapat diterima. Kita tidak boleh melupakan kemajuan yang telah kita buat selama bertahun-tahun. Dan kita harus terus memperjuangkan hak-hak perempuan di Afghanistan,” kata Fawzia Koofi, seorang politisi terkemuka Afghanistan.
Sementara itu, Taliban kian menuai kritik pedas karena semakin mengekang perempuan, termasuk larangan pekerjaan dan pendidikan.
Di sisi lain, Duta Besar Taliban untuk PBB Suhail Shaheen mengatakan keputusan untuk mengecualikan perwakilan IEA adalah diskriminatif dan tidak dapat dibenarkan.
Shaheen menyebut masalah yang dihadapi negaranya hanya dapat diselesaikan melalui pendekatan pragmatis dan dengan partisipasi IEA.
“Bagaimana keputusan yang diambil pada pertemuan semacam itu dapat diterima atau dilaksanakan sementara kita bukan bagian dari proses tersebut?” terang Shaheen.
Tujuan Pertemuan
Sebelum pertemuan tersebut digelar, PBB menyebut tujuan dari agenda itu ialah untuk mencapai pemahaman bersama dalam komunitas internasional tentang bagaimana terlibat dengan Taliban.
Selain itu juga membahas mengenai hak-hak perempuan dan anak perempuan, pemerintahan inklusif, melawan terorisme dan perdagangan narkoba.
Seorang diplomat Eropa yang tidak disebutkan namanya mengatakan bahwa dia tidak mengharapkan apapun akan keluar dari pertemuan tersebut.
Sementara seorang diplomat Asia, yang tidak ingin disebutkan namanya menyebut setiap upaya dari luar untuk menetapkan prioritas bagi Afghanistan akan selalu ditolak.
Dewan Keamanan PBB pada hari Kamis mengutuk pengekangan terhadap wanita Afghanistan.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.