ANDALPOST.COM — Konflik antara tentara dan kelompok paramiliter Rapid Support Forces (RSF) di Sudan hingga kini terus berlanjut, Sabtu (13/5).
Padahal perang saudara tersebut telah menelan banyak korban jiwa dan kerugian lainnya.
Selain itu, keluarga maupun warga di Sudan juga kehilangan orang lantaran konflik berkepanjangan.
Salah satunya dialami Mohamed Jamal (27), seorang warga Sudan.
Diketahui, Jamal mendesak sang teman Musab Abbas untuk melarikan diri dari bentrokan hebat di dekat rumahnya atau tepatnya di ibu kota Sudan, Khartoum.
Ia meminta Abbas untuk tinggal bersamanya di selatan kota. Tentu itu merupakan jarak aman dari pertempuran antara tentara Sudan dan RSF.
Namun saat terakhir mereka berkomunikasi, Abbas tetap bersikeras menggunakan generator tetangganya terlebih dulu guna mengisi daya ponselnya agar tetap terhubung dengan teman dan keluarga.
Sayangnya sejak saat itu, Jamal justru tidak pernah mendengar kabar dari Abbas.
“Saya mulai mencarinya,” kata Jamal.
“Saya menemukan beberapa grup dibentuk untuk menemukan orang hilang di media sosial. Pada awalnya, saya berpikir bahwa grup tersebut akan memiliki jumlah orang kecil, tetapi saya terkejut,” beber dia.
Pada 12 Mei, Jamal memposting nomor teleponnya dengan foto Abbas di salah satu grup Facebook yang dibuat untuk melaporkan dan menemukan orang hilang.
“Saya bertanya penelepon ke mana mereka membawanya dan dia mengatakan dia tidak tahu karena mereka menutup matanya ketika dia ditangkap,” tambahnya.
Keesokan harinya, seorang pria menelepon Jamal dan mengatakan bahwa dia baru saja dibebaskan oleh RSF, tetapi kelompok itu masih menahan Abbas.
Jamal mengatakan, bahwa keluarga Abbas sebelumnya telah mengunjungi kompleks di lingkungan dekat bandara di Khartoum, di mana RSF diyakini menahan ratusan tahanan sipil.
Namun RSF membantah bahwa Abbas berada di sana.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.