ANDALPOST.COM – Topan yang kuat telah menghantam garis pantai Bangladesh dan Myanmar setelah meningkat. Hal ini menjadi setara dengan badai kategori lima.
Tak heran akibat insiden tersebut membuat penduduk di dataran rendah pesisir khawatir mereka akan kehilangan rumah. Pasalnya topan Mocha membawa hujan lebat dan angin kencang.
Topan Mocha merupakan salah satu badai paling kuat yang pernah melanda wilayah itu. Topan tersebut telah melintasi pantai Negara Bagian Rakhine barat laut, selatan perbatasan Bangladesh pada hari Minggu sekitar pukul 13:30 (07:00 GMT).
Dengan kecepatan angin hingga 250 kilometer per jam (155 mil per jam). Topan Mocha melanda antara Sittwe Myanmar dan Cox’s Bazar di Bangladesh.
Dampak Badai
Akibat dari badai yang terjadi di sekitar tempat wilayah terjadi ialah pohon yang bertumbangan, tiang dan kabel yang roboh. Selain itu, gelombang pasang yang menggenangi jalan-jalan di wilayah dataran rendah.
Tak hanya itu, lebih dari 1.300 tempat penampungan bambu di Cox’s Bazar, kamp pengungsi terbesar di dunia, telah hancur akibat badai itu.
Saat badai mendekat, polisi berpatroli di garis pantai di kota Cox’s Bazar dengan membawa pengeras suara, mendesak orang untuk tetap tinggal di dalam rumah.
Jalan-jalan menjadi kosong saat topan semakin intensif. Langit menjadi gelap, angin semakin kencang dan hujan turun deras.
Kantor informasi militer Myanmar juga mengatakan topan itu telah menyebabkan kerusakan di kotapraja Sittwe, Kyaukpyu dan Gwa. Badai tersebut juga mematahkan atap gedung olahraga di Kepulauan Coco, sekitar 425 km (264 mil) barat daya kota terbesar di negara itu, Yangon, tambahnya.
Runtuhnya menara komunikasi juga memutus layanan internet dan telepon, mempersulit upaya penilaian kerusakan.
“Laporan awal menunjukkan kerusakan sangat luas dan kebutuhan masyarakat yang sudah rentan. Terutama pengungsi, akan tinggi,” kata UNOCHA dalam pembaruannya setelah badai melanda.
Layanan Penyelamatan
Layanan penyelamatan di Myanmar mengatakan dua orang tewas dalam tanah longsor. Sementara media lokal mengatakan seorang pria lain meninggal setelah dia tertimpa pohon tumbang.
“Diperlukan berhari-hari dan berminggu-minggu untuk memastikan kerusakan yang sebenarnya [dari topan]. Karena ada beberapa pulau pesisir kecil yang tersebar di mana para nelayan tidak memiliki sarana untuk berkomunikasi dan tidak mengindahkan peringatan,” kata Tanvir Chowdhury kepada awak media.
Sedangkan, pihak berwenang di Myanmar mengatakan lebih dari 500.000 orang dievakuasi dari rumah mereka di bagian tenggara Bangladesh.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.