ANDALPOST.COM – Pada Senin (15/5/2023) Badan Pusat Statistik (BPS) baru saja merilis total nilai ekspor Indonesia sepanjang April 2023. Dari rilis tersebut diketahui nilai ekspor Indonesia mencapai 19,29 miliar US dollar. Nilai tersebut turun jauh dari bulan sebelumnya yaitu Maret 2023 yang berhasil bungkus dengan total nilai 23,42 miliar US dollar.
Deputi Bidang Metodologi dan Informasi Statistik BPS Imam Machdi mengatakan nilai ekspor pada April 2023 tersebut turun sebesar 17,62 persen secara bulanan (month-to-month/mtm).
“Pertumbuhan ekspor secara mtm ini merupakan pola musiman karena adanya momentum libur Lebaran, ” ujar Imam saat konferensi pers, Senin (17/4/2023) lalu.
Penurunan MTM ini didasari karena penurunan nilai ekspor di sektor non-migas. Sektor non-migas turun sekitar 18,33% dibanding bulan lalu.
Penyebab penurunan ekspor
Menurut Imam Machdi, penurunan ekspor non-migas sebesar 18,33 persen (mtm) karena peran beberapa komoditas.
“Pertama logam mulai dan perhiasan atau permata HS 71 turn 52,30 persen. Kemudian, bahan bakar mineral HS 27 juga turun 12,04 persen, dan lemak dan minyak hewani/nabati HS 15 turun 20,54 persen,” jelasnya.
Namun jika dibandingkan dengan nilai pada tahun lalu di bulan yang sama (year-on-year/yoy), penurunan nilai ekspor baik itu sektor migas dan non-migas terpaut cukup jauh yaitu turun sekitar 29,40%. Pada April tahun lalu, nilai ekspor Indonesia mencapai 27,32 miliar US dollar.
Selama ini publik mungkin mengira bahwa nilai ekspor Indonesia ditopang kuat oleh batu bara dan juga crude palm oil (CPO). Ternyata, hal tersebut salah sebab batu bara dan juga CPO bukan menjadi penyumbang dengan nilai ekspor terbanyak di negeri ini.
Selama periode April kemarin, biji logam terak dan abu HS 26 menjadi penyumbang terbanyak. Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Imam di kesempatan yang sama.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.