ANDALPOST.COM – Terjadi kembali pada Rabu (25/04/2023) pukul 04:00 GMT, sebuah kapal kargo tersangkut di Terusan Suez, yang menjadi salah satu rute tersibuk untuk pengiriman suplai barang ke seluruh dunia.
Diketahui, kapal itu adalah M/V Xin Hai Tong 23 asal Hong Kong, yang memiliki panjang 189 meter dan dibangun pada tahun 2010 lalu.
Menurut Leth Shipping Agency, kapal-kapal penarik pun sudah datang untuk mengapungkan kembali kapal itu. Alhasil, atas insiden ini ada setidaknya empat kapal lainnya yang menunggu di belakangnya.
Namun, tercatat pada 07:40 GMT, kapal yang memblokade jalur tersebut telah berhasil diangkat oleh agensi itu.
Pada saat kapal berhasil diapungkan kembali, Leth menuliskan dalam sebuah cuitan di Twitter, terkait kondisi kapal itu.
“Otoritas Terusan Suez, telah berhasil mengapung ulang M/V XIN HAI TONG 23 pada pukul 07.40,” ungkap Leth.
“Konvoi ke utara akan masuk pada pukul 09.30,” lanjutnya.
Terusan Suez
Diketahui, Terusan Suez membentang antara Port Said (Būr Sa’īd) di Laut Mediterania, dan Suez (al-Suways) di Laut Merah.
Lebarnya kanal itu, diduga hanya 200 meter pada titik tersempitnya, sebuah fitur yang telah menyebabkan masalah bagi kapal-kapal sebelumnya.
Kira-kira, 30% dari volume peti kemas (pengiriman) dunia melewati kanal tersebut, yang membentuk sekitar 12% dari total perdagangan global.
Alhasil, alasan kanal tersebut menjadi rute yang populer adalah atas jaraknya sendiri.
Jalur ini diketahui, tidak mengharuskan kapal untuk melakukan perjalanan mengelilingi ujung selatan Afrika, dari negara-negara timur ke Eropa, maupun kebalikannya.
Kanal Pernah Tersumbat
Sebelumnya, terusan Suez juga pernah tersumbat kapal yang kala itu berukuran 400 meter panjangnya, pada tahun 2021 lalu. Kapal tersebut, diketahui bernama “Ever Given”.
Pada tahun itu, Ever Given macet selama enam hari ketika menabrak tepi kanal, sekitar 3,7 mil di utara pintu masuk selatan, dekat kota Suez.
Kapal itu sedang dalam perjalanan ke pelabuhan Belanda Rotterdam. Tersangkutnya kapal ini, menyebabkan kekacauan bagi industri perkapalan. Yang, sudah berada di bawah tekanan dari masalah rantai pasokan terkait COVID-19.
Pada satu titik, Lloyd’s List memperkirakan bahwa kapal kargo yang terdampar itu, membawa transaksi seharga US$400 juta dolar ‘per jam’ dalam perdagangan.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.