ANDALPOST.COM – Perusahaan Listrik Negara (PLN) sedang dalam perencanaan untuk mengurangi emisi karbon dengan dibangunnya panel tenaga surya. Akan tetapi untuk mencapai pembangunan tersebut pihak PLN telah melakukan investasi untuk proses implementasi pembangunan tenaga surya.
Disebutkan bahwa PLN telah melakukan investasi senilai $700 juta atau sekitar Rp10,5 triliun untuk dilakukannya pembangunan panel surya dengan 200 megawat (MW).
Dikatakan bahwa penginvestasian yang dilakukan tersebut dilakukan untuk membangun 0,2 gigawat panel surya yang diketahui akan dibangun di 94 lokasi.
Penggunaan panel surya tersebut nantinya diharapkan dapat mengganti tenaga diesel dalam pengurangan emisi karbon, jelas perusahaan pada Sabtu, (27/5/2023).
Pernah dikatakan bahwa PLN menginginkan tercapainya penargetan yang telah mereka buat. Pihak perusahaan mengatakan adanya keinginan untuk terciptanya nol emisi karbon tepatnya pada tahun 2060 mendatang.
Untuk mencapai target tersebut PLN juga telah melakukan berbagai persiapan. PLN telah melakukan pemasangan 4,68-gigawatt (GW) panel surya. Pemasangan panel surya tersebut nantinya akan berlangsung pada tahun 2021 hingga 2030.
Panel Surya 200 MW
Proses pembangunan panel surya dengan kekuatan 200 MW inipun dijelaskan lebih lanjut oleh Direktur perseroan Evy Haryadi. Ia menjelaskan bahwa hal tersebut merupakan sebuah tahap pertama dari sebuah rencana jangka panjang.
Rencana jangka panjang tersebut mencakupi sebuah upaya yang akan diusahakan dalam proses pergantian tenaga listrik dengan menggunakan diesel 1 GW. Nantinya akan berganti dengan panel tenaga surya.
Meskipun dalam penjelasan yang diberikan oleh Evy Haryadi masih belum menjelaskan proses waktu perencanaan secara lengkap mengenai berlangsungnya proses pergantian tersebut.
Bantuan Koalisi Negara
Proses peralihan yang menjadi target atau tujuan dari Perusahaan Listrik negara atau PLN juga didukung oleh sebuah kesepakatan yang terjalin ketika berlangsungnya pertemuan G20 di Bali tahun 2022.
Dalam proses berlangsungnya pertemuan antara negara tersebut, PLN mendapatkan dukungan dan bantuan dari negara seperti Amerika Serikat dan Jepang. Kedua negara tersebut siap mendukung Indonesia dalam sebuah kesepakatan yang bernama Just Energy Transition Partnership (JETP).
Dalam bantuan yang tertera pada kesepakatan tersebut dikatakan bahwa terdapat pendanaan dengan jumlah $20 miliar. Dana tersebut yang nantinya akan digunakan untuk membantu negara Indonesia dalam melakukan peralihan dari tenaga batu bara menuju ke tenaga surya.
Pendanaan yang diberikan kepada negara Indonesia dikatakan sebagai sebuah pendanaan yang membantu dibagian iklim tunggal terbesar yang pernah dilakukan. Hal tersebut dikatakan oleh seorang pejabat Dapartemen Keuangan Amerika Serikat ketika mendengar jumlah bantuan yang diberikan pada Indonesia November tahun lalu.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.