ANDALPOST.COM — Gelombang panas yang terus berulang di ibu kota India, New Delhi, menyebabkan para pekerja konstruksi merasakan kelelahan lantaran berkeringat selama 12 jam kerja, Selasa (30/5/2023).
“Pada sore hari, situasinya sangat buruk. Anda merasa seperti berada dalam oven panas,” kata Mamta, seorang pekerja di daerah Chhatarpur Delhi.
“Sangat sulit untuk bekerja dalam cuaca panas seperti itu, tetapi keluarga bergantung pada penghasilan saya,” imbuhnya.
Departemen Meteorologi India (IMD) pada 22 Mei mengeluarkan peringatan gelombang panas untuk New Delhi. Serta negara bagian Uttar Pradesh dan Haryana yang bersebelahan.
Suhu di daerah tertentu di ibu kota, yang berpenduduk lebih dari 20 juta jiwa, baru-baru ini melewati 45 derajat Celcius (113 derajat Fahrenheit), menjadikannya salah satu hari terpanas dalam setahun.
Menurut IMD, tahun 2023 pada bulan Februari menjadi bulan terpanas sejak tahun 1901, dengan suhu maksimum 29,5C (85,1F).
IMD mengatakan suhu akan turun karena hujan diperkirakan terjadi di daerah yang dilanda gelombang panas.
Sehingga, memberikan udara segar bagi masyarakat India yang telah merasakan gelombang panas.
Sayangnya, IMD juga memperingatkan cuaca yang lebih panas akan terjadi dalam beberapa minggu dan bulan mendatang.
“India selalu menjadi negara yang panas paling ekstrem,” kata Aditya Pillai dari Pusat Penelitian Kebijakan (CPR).
“Tetapi jumlah hari yang sangat panas dan gelombang panas terjadi dalam beberapa hari berturut-turut, serta terus meningkat di seluruh negeri,” bebernya.
Pillai mengatakan, perubahan iklim menjadi salah satu faktor pemicu terjadinya gelombang panas yang melanda India.
Sebuah studi yang diterbitkan awal bulan ini pun menunjukkan gelombang panas di negara-negara Asia Selatan. Termasuk India, Bangladesh, dan Thailand, 30 kali lebih mungkin terjadi karena krisis iklim.
Masalah Kesehatan
Selain frustasi dan ketidaknyamanan bekerja di suhu tinggi, gelombang panas dapat menyebabkan masalah kesehatan dan bahkan kematian.
Pada bulan April, 13 orang meninggal akibat sengatan panas di negara bagian Maharashtra setelah sekitar satu juta peserta menunggu berjam-jam di bawah sinar matahari pada upacara penghargaan.
Sejak 2010 pun, diperkirakan 6.500 orang telah meninggal karena penyakit yang berhubungan dengan panas.
Mamta, pekerja konstruksi, mengatakan kadang-kadang ia merasa lelah dan sering sakit kepala karena lembab.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.