ANDALPOST.COM – Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), Dwiyana Slamet Riyadi, mengatakan Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) diperkirakan dapat balik modal dalam waktu 38 tahun.
Hal Ini, jika dimulai dari commercial operation date (COD) atau beroperasi komersial pada tahun 2023.
Hal tersebut ia sampaikan pada saat rapat bersama Komisi VI DPR pada Rabu (9/11/2022) di Jakarta. Dwiyana menuturkan dengan perhitungan tersebut, artinya Indonesia baru bisa balik modal sekitar tahun 2061.
“Sesuai perhitungan feasibility study (studi kelayakan), itu (balik modalnya) 38 tahun,” ujar Dwiyana.
Menurutnya, estimasi itu belum memperhitungkan pendapatan dari pengembangan Kawasan Berorientasi Transit (TOD).
Dwiyana menjelaskan bahwa prediksi balik modal, dalam kurun waktu hampir empat dekade itu, adalah dengan penetapan tarif Rp350.000 untuk jarak paling jauh.
Kendati demikian, selama tiga tahun pertama, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) meminta agar tarif tertinggi ditetapkan sebesar Rp250.000, dan setelahnya dapat disesuaikan.
Perhitungan Biaya Bengkak Kereta Api Cepat
Sementara itu, pemerintah Indonesia dan China sampai saat ini belum selesai dalam negosiasi mengenai perhitungan biaya bengkak KCJB.
Pemerintah tengah mengajukan Penyertaan Modal Negara (PMN) untuk PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI sebesar Rp3,2 triliun.
Baca juga:
Presiden Jokowi Resmi Cabut Aturan PPKM |
Tambahan PMN itu guna menyetorkan modal ke ke ekuitas KCIC. Di mana, KAI berperan sebagai pemimpin konsorsium BUMN Indonesia, dalam rangka pembayaran pembengkakan biaya proyek.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.