ANDALPOST.COM — Setelah berbulan-bulan di spekulasi, Ilmuwan Federal dari Pusat Prediksi Iklim NOAA mengumumkan El Nino telah terbentuk di Samudra Pasifik, Kamis (8/6/2023).
El Nino yang terbentuk itu cenderung kuat, mengubah cuaca di seluruh dunia. Serta memberi bumi yang sudah memanas, tendangan ekstra panas alami.
“El Nino meningkat sekarang, ada tanda-tanda dalam prediksi kami selama beberapa bulan, tetapi tampaknya akan mencapai puncaknya pada akhir tahun ini dalam hal intensitasnya,” menurut Adam Scaife, Kepala Prediksi Jarak Jauh di Kantor Met Inggris.
“Rekor baru untuk suhu global tahun depan masih masuk akal. Hal itu tergantung seberapa besar El Nino terjadi.”
“El Nino besar di akhir tahun ini, memberi peluang besar bahwa kita akan memiliki rekor baru suhu global pada tahun 2024,” tambah Scaife.
El Nino, yang dalam bahasa Spanyol berarti “anak kecil” adalah pola iklim yang berkembang di sepanjang garis khatulistiwa Samudera Pasifik. Setelah setelah selang waktu 2 hingga 7 tahun.
Apa Itu El Nino?
Mengutip laman resmi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), El Nino adalah fenomena pemanasan Suhu Muka Laut (SML) di atas kondisi normalnya yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah hingga timur.
Fenomena alam ini merupakan fenomena di mana iklim bumi berfluktuasi dengan sangat kuat.
El Nino Southern Oscillation, atau ENSO, demikian sebutan resminya, memiliki tiga fase berbeda. Yakni panas, dingin, atau netral.
El Nino merupakan sebutan untuk fase ‘panas’ ENSO yang dielu-elukan akan sangat berdampak ke kehidupan manusia.
Para peneliti yakin El Nino kali ini memiliki peluang 84% untuk melampaui kekuatan El Nino biasanya, pada akhir tahun ini.
Mereka juga mengatakan, ada satu dari empat kemungkinan peristiwa yang melebihi 2 derajat celcius pada puncaknya. Kondisi tersebut masuk ke wilayah “Super El Nino”.
Dampak permulaan El Nino kemungkinan akan tertinggal dalam beberapa bulan. Namun akan dirasakan di seluruh dunia.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.