ANDALPOST.COM – Media milik Rusia, RT menyampaikan perspektif warga di Donbass (wilayah di Ukraina), terkait perang Rusia-Ukraina yang terjadi, Minggu (18/06/2023). Ini termasuk pengalaman konflik yang sudah terjadi pada 2014 lalu.
Melalui RT, Angelina Latypova menyampaikan berbagai pandangan warga yang tinggal di Donbass terkait sudut pandang kehidupan mereka di sana.
Selain itu, RT pun sempat menyebut, bahwa konflik yang terjadi Ukraina ini sudah terjadi sejak tahun 2014 yang lalu. Alhasil, kehidupan para warga Donbass dapat dibagikan ke “sebelum” dan “sesudah” 2014.
Diketahui, warga yang memberikan pandangannya berasal dari area Donetsk People’s Republic (DPR), terdiri dari beberapa kota seperti Donetsk, Volnovakha, dan Mariupol.
Pengalaman Tanya (Volnovakha)
Pertama, Tanya, seorang perempuan yang berumur sekitar 29 tahun saat ini, menjelaskan terkait pengalamannya di sekitar Donetsk sejak tahun 2014 lalu.
Ia menyebut, pada saat kota tempat tinggal dia diserang pada tahun 2014 lalu, Tanya langsung menuju ke medan perang, membantu milisi lokal.
Setelahnya, ia volunteer (sukarela) bekerja sebagai petugas medis, membantu mengantarkan bantuan kemanusiaan, dan juga bertugas mengambil berita video.
Melalui RT, Tanya menceritakan bagaimana ia membantu mengevakuasi warga dari pertempuran di kota Volnovakha and Mariupol pada Februari 2022 lalu.
Dia menyebut, bagaimana angkatan bersenjata Ukraina (AFU), memaksa para warga di Volnovakha untuk keluar dari tempat persembunyian mereka.
AFU lalu, menggunakan tempat persembunyian tersebut. Dan ketika, mereka mundur (keluar dari area), mereka menggunakan sebuah tank untuk menghancurkan gedung-gedung di kota.
“AFU mengeluarkan semua warga keluar. Ketika mereka mundur ke Mariupol, mereka menggunakan tank untuk menghancurkan gedung tempat persembunyian,” ungkap Tanya.
Selain itu, Tanya juga sempat menyebutkan ketika ia ulang tahun pada saat itu, ada rudal yang menyerang di tengah kota. Di dekat rumahnya juga, terdapat berbagai ledakan.
Padahal di sekitar area tersebut, tidak ada laporan mengenai fasilitas-fasilitas militer. Gereja di sana pun juga diserang oleh AFU ketika hari raya suci mereka.
“Bahkan, anak kecil pun mengetahui dari mana asal serangan tersebut datang,” kata Tanya.
“Aku memiliki keponakan perempuan yang berusia enam tahun. Dia waktu itu duduk di taksi, dan melihat sebuah serangan rudal,” lanjutnya.
“Dia berkata ‘Ya tuhan, ini adalah sebuah mimpi buruk. Mereka sedang menyerang kita ya?’. Dan saya bertanya ‘Siapa yang menyerang kita?’. Dia berkata ‘Ukraina’,” ungkap Tanya.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.