Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Insiden OceanGate Timbulkan Keraguan Bagi Bisnis Berisiko Tinggi

Insiden OceanGate Timbulkan Keraguan Bagi Bisnis Berisiko Tinggi
Kapal selam OceanGate. (Sumber: King 5 News)

ANDALPOST.COM – Insiden kapal selam OceanGate yang menghilang sekitar 2 jam usai perginya kapal tersebut menuai banyak pertanyaan.

Pertanyaan-pertanyaan ini mengenai tanggung jawab yang ditanggung oleh pengguna dan pelaku bisnis, yang mengambil bagian dalam aktivitas berisiko.

Ada pernyataan dari para ahli yang mengatakan bahwa tidak ada petunjuk resmi yang mengatur, yang menentukan apakah suatu bisnis harus mengganti rugi jika terjadi kecelakaan.

Maka itu, sebagian besar operator tetap membeli asuransi pertanggungjawaban karena formulir yang mereka minta untuk tandatangani klien, bisa jadi pada akhirnya mungkin tidak dapat ditegakkan.

Di Amerika Serikat, para operator bisnis memiliki tanggung jawab atas bencana, dapat bergantung pada undang-undang negara tempat bisnis beroperasi, atau bahkan sesuai dengan interpretasi hakim atas formulir pengabaian.

Hal ini disampaikan oleh seorang profesor hukum di University of Virginia, Kenneth S. Abraham.

“Ada beberapa variasi dari aktivitas ke aktivitas dan yurisdiksi ke yurisdiksi,” kata Abraham.

Penandatanganan Pembebasan Tanggung Jawab

Dalam kasus OceanGate yang mengguncang dunia pada minggu ini, ternyata para tamu diminta untuk menandatangani pembebasan tanggung jawab.

Bahkan, seorang mantan penumpang, Mike Reiss, yang dikenal sebagai seorang penulis televisi lama, mengatakan bahwa ketika ia menandatangani surat pernyataan, di dalamnya terdapat kemungkinan kematian.

Insiden OceanGate Timbulkan Keraguan Bagi Bisnis Berisiko Tinggi
CEO dan pendiri OceanGate, Stockton Rush. (Sumber: REUTERS via FoxBusiness)

Namun, ini mungkin masih belum membebaskan perusahaan dalam kasus kematian yang salah.

Kemudian, penjelasan lain dibagikan oleh Nora Freeman Engstrom, seorang profesor hukum di Stanford University.

“Jika seorang operator berperilaku sembrono, sebagian besar pengadilan tidak akan membiarkan operator lolos,” jelasnya.

Sebenarnya, banyak formulir pengabaian yang harus ditandatangani sebelum melakukan kegiatan rekreasi berisiko tinggi, seperti terjun payung, snorkeling, atau ski.

Seringkali, penandatanganan kegiatan ini dapat diberlakukan, asalkan tertulis dengan jelas, ujar Engstrom. 

Ia juga mengatakan bahwa seharusnya, ruang lingkup kecelakaan – jika terjadi, juga harus sudah tercakup dalam kontrak.

Berdasarkan catatan laporan, tuntutan hukum juga sudah terbiasa diajukan kepada perusahaan skydiving, scuba, parasailing, dan aktivitas ekstrim lainnya setiap tahun.

Bahkan, beberapa diantaranya menghasilkan penyelesaian yang besar.

Namun, kasus-kasus tersebut dapat memakan waktu bertahun-tahun lamanya untuk akhirnya dapat diajukan ke pengadilan.

Salah satu contohnya adalah kasus yang terjadi pada bulan Februari, yang menimpa sebuah perusahaan scuba yang berbasis di Montana.

Perusahaan ini menyelesaikan gugatan di luar pengadilan, setelah seorang tamu meninggal dunia ketika sedang menyelam di Taman Nasional Gletser pada tahun 2000, sebelum bisnis ini ditutup.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.