ANDALPOST.COM – Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida, pada hari Rabu (21/06/2023) mengumumkan rencana untuk menghadiri pertemuan puncak para pemimpin Organisasi Perjanjian Atlantik Utara (NATO).
Pertemuan itu akan diadakan bulan depan di Lithuania. Jepang kini sedang meningkatkan kerja sama dengan organisasi Barat tersebut di tengah aktivitas militer China yang semakin tegas.
Kishida menekankan pentingnya dialog dengan China untuk mengembangkan hubungan yang “konstruktif dan stabil” dengan Beijing. Sementara itu, negaranya bekerja sama dengan sekutu utamanya, Amerika Serikat.
Ia mengatakan bahwa keadaan hubungan AS-Tiongkok sangat penting untuk perdamaian dan stabilitas internasional.
Kishida mengatakan bahwa memperkuat langkah-langkah diplomatik dan keamanan adalah salah satu prioritas kebijakan utamanya pada paruh pertama tahun ini. Hal itu diucapkannya pada konferensi pers yang menandai akhir dari sesi parlemen selama lima bulan,
Menurutnya, tujuannya adalah “untuk meningkatkan kehadiran Jepang di masyarakat internasional” dan “untuk mempertahankan perdamaian negara kita dan kehidupan rakyat”.
Jepang Telah Perkuat Hubungan dengan NATO
Jepang telah memperkuat hubungan dengan NATO, dengan keprihatinan akan perang di Ukraina. Negara bunga sakura itu khawatir bahwa hal itu malah akan membuat aktivitas militer China semakin berani di Asia Timur.
Kishida mengatakan bahwa dia akan bergabung dengan para pemimpin NATO pada pertemuan puncak 11 Juli hingga 12 Juli di Lithuania atas undangan organisasi tersebut.
PM Jepang dan para pemimpin aliansi lainnya akan membahas pembukaan kantor penghubung NATO di Jepang. Juga, Program Kemitraan yang Disesuaikan Secara Individual (ITPP) untuk memperdalam kolaborasi bilateral dalam keamanan dunia maya, teknologi baru, dan memerangi disinformasi.
Para pemimpin dari Korea Selatan, Australia, dan Selandia Baru juga diharapkan menghadiri KTT di Vilnius pada saat NATO ingin memperkuat kehadirannya di kawasan Indo-Pasifik.
Ia menggambarkan lingkungan keamanan komunitas global saat ini sebagai “yang paling parah dan kompleks” semenjak perang dunia kedua.
Oleh karena itu, Kishida bersumpah untuk “sepenuhnya memanfaatkan alat diplomatik” untuk berkontribusi pada perdamaian dan stabilitas komunitas global. Namun, tentu saja sambil melayani kepentingan nasional Jepang.
Kishida mempastikan Jepang akan bekerja sama dengan Amerika Serikat dalam kebijakan terhadap China. Sambil mendorong Beijing untuk memenuhi tanggung jawabnya sebagai kekuatan global untuk mematuhi aturan dan ketertiban internasional.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.