ANDALPOST.COM – Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI) telah menerima tiga sertifikat dari salah satu organisasi internasional United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) pada Senin, (3/7/2023).
Diberikannya tiga sertifikat kepada Kemenlu Ri itu ditujukan kepada tiga arsip dokumenter Indonesia yang dinilai memiliki unsur sejarah tinggi.
UNESCO telah memberikan ketiga sertifikat tersebut antara lain untuk arsip Pidato Presiden Indonesia pertama yakni Soekarno.
Pidato Soekarno itu diketahui berjudul ‘To Build the World Anew’. Selain itu, UNESCO juga memberikan sertifikat kepada arsip Pertemuan Pertama Gerakan Non-Blok, dan Hikayat Aceh.
Ketiga arsip tersebut secara resmi telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai Ingatan Kolektif Dunia (Memory of the World).
Resminya ketiga arsip bersejarah Indonesia tersebut ditetapkan pada Sidang Dewan Eksekutif ke-12 UNESCO.
Diketahui bahwa sidang tersebut dilaksanakan di Paris, Prancis pada tanggal 10 hingga 14 Mei 2023 lalu.
Dampak Positif
Lebih lanjut, berdasarkan laporan yang tertulis di situs resmi Kemenlu RI, penyerahan ketiga sertifikat tersebut telah dilakukan di Gedung Utama Kementerian Luar Negeri, Pejambon, Jakarta Pusat.
Ditetapkannya arsip bersejarah Indonesia oleh UNESCO ini menjadi bukti nyata bahwa Indonesia unggul dalam diplomasi budaya di kancah internasional.
Menurut keterangan, ketiga arsip yang secara resmi telah ditetapkan sebagai Memory of the World ini memberikan dampak yang sangat positif.
Hal tersebut lantaran Indonesia telah berhasil memperkenalkan nilai-nilai sejarah yang melekat dalam dokumen-dokumen tersebut kepada dunia.
Tidak hanya itu, Indonesia juga telah berhasil memperkenalkan identitasnya melalui unsur sejarah dan budaya.
Di sisi lain, ketiga sertifikat tersebut juga akan membuat posisi Indonesia lebih kuat dalam upaya pelestarian dan promosi kekayaan budaya serta sejarah nasional kepada dunia.
Menanggapi hal ini, Teuku Faizasyah selaku Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia buka suara.
“Perlu diingat juga bahwa penetapan ini bukan merupakan tujuan akhir. Melainkan bagian dari langkah bersama untuk menjaga nilai sejarah kita hingga generasi-generasi yang akan datang. Semoga penetapan ini menjadi keberlanjutan pengakuan UNESCO atas hal penting lainnya di Indonesia,” ucap Direktur Jenderal Kemenlu RI Teuku Faizasyah.
Penyerahan Sertifikat
Lebih lanjut, penetapan dan penyerahan ketiga sertifikat untuk tiga arsip bersejarah Indonesia secara langsung diterima oleh Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri RI, Teuku Faizasyah.
Diketahui bahwa sertifikat tersebut secara resmi diserahkan oleh Wakil tetap Indonesia di UNESCO, Prof. Ismunandar.
Pada momen penetapan dan penyerahan sertifikat tersebut dinilai sebagai momen ukiran sejarah baru bagi Indonesia.
Hal ini lantaran Indonesia telah berhasil membuktikan secara nyata kerja keras, dedikasi, serta sinergi yang dilakukan antara para ahli, pemerintah, dan masyarakat yang terlibat dalam pengelolaan arsip dokumenter Indonesia tersebut.
Selain itu, pengakuan dari UNESCO ini juga diharapkan menjadi inspirasi bagi seluruh pihak di Indonesia dalam melindungi dan memelihara arsip-arsip bersejarah tinggi.
Diresmikannya penetapan tersebut, Kementerian Luar Negeri RI mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi.
Khususnya kepada UNESCO yang telah melakukan proses penilaian dan penentuan Ingatan Kolektif Dunia.
Keberhasilan Indonesia ini menjadi bukti komitmen Indonesia dalam melindungi warisan budaya nasional dan memberikan kontribusi yang berarti bagi peradaban dunia.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.