ANDALPOST.COM — Gelombang PHK telah menjadi hal yang sering diberitakan dalam beberapa tahun terakhir. Kondisi ini memang terus terjadi disebabkan kondisi ekonomi dunia yang belum juga pulih.
Sudah tidak terhitung berapa perusahaan yang melakukan pemutusan hak kerja karyawannya sejak pandemi hingga saat ini. Pada Jumat (14/7/2023), salah satu perusahaan yang bergerak di industri pertukaran cryptocurrency melakukan PHK ke karyawannya.
Ini bukanlah fenomena pertama pada perusahaan tersebut. Sebelumnya Binance juga telah melakukan PHK. Di gelombang pertama, Wall Street Journal melaporkan ada lebih dari 1.000 orang yang diberhentikan oleh perusahaan tersebut.
“Saat kami terus berusaha untuk meningkatkan kepadatan talenta, ada pemutusan hubungan kerja yang tidak disengaja. Hal ini terjadi di setiap perusahaan. Jumlah yang dilaporkan oleh media jauh sekali,” cuit CEO Binance, Changpeng Zhao yang dilansir dari Reuters Sabtu, (15/7/2023).
Kondisi Binance yang Terus Digugat
Langkah yang diambil oleh Binance pun menyusul banyaknya gugatan yang dilayangkan kepada perusahaan tersebut. Bulan lalu, Securities and Exchange Commission (SEC) menggugat Binance dan Zhao karena diduga menjalankan “jaring penipuan”.
Demi kepentingan perusahan, CEO Binance tentu menyangkal tuduhan tersebut. Binance yakin tidak akan dan mengatakan mempertahankan diri dari gugatan tersebut dengan penuh semangat.
Selain itu, tuntutan hukum yang mengarah ke Binance dan rekan Coinbase Global mendukung pendekatan keras Ketua SEC Gary Gensler terhadap industri yang sedang berkembang pesat tersebut.
Tapi, seorang hakim AS baru-baru ini berpihak pada perusahaan crypto Ripple Labs. Ia menyoroti bahwa regulator sedang menghadapi perjuangan yang berat.
Aplikasi untuk dana yang diperdagangkan di bursa bitcoin spot dari raksasa manajemen aset BlackRock dan Fidelity juga telah dipandang sebagai mosi percaya untuk industri. Oleh karenanya, banyak hal yang harus diatasi oleh Binance dalam waktu dekat ini.
Menurut Binance, tuduhan serta masalah yang datang secara bertubi-tubi ini merupakan salah satu hambatan yang harus mampu dilalui. Mereka menganggap ini adalah sebuah ujian untuk naik kelas.
“Selama enam tahun terakhir, kami telah berkembang dari 30 menjadi tim yang beranggotakan hampir 8.000 orang di seluruh dunia. Saat kami bersiap untuk siklus kenaikan besar berikutnya, menjadi jelas bahwa kami perlu fokus pada kepadatan bakat di seluruh organisasi untuk memastikan kami tetap gesit dan dinamis,” kata juru bicara Binance.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.