ANDALPOST.COM – Iran meluncurkan polisi moralitas yang kembali berpatroli di tengah pihak berwenang menegakkan aturan hijab di negara tersebut.
Saeed Montazer Al-Mahdi, selaku juru bicara pasukan penegak hukum Iran, mengkonfirmasi mengenai patroli polisi yang kini beroperasi dengan berjalan kaki guna menindak orang-orang yang dianggap tidak pantas di Republik Islam tersebut, Minggu (16/07/2023).
Polisi moralitas akan mengeluarkan peringatan bagi mereka yang melanggar norma.
Montazer Al-Mahdi mengatakan, polisi berharap semua orang menyesuaikan diri dengan aturan berpakaian sehingga pihak berwenang dapat menangani misi penting lainnya.
Para bertugas akan memperingatkan wanita serta pria untuk memperbaiki cara mereka berpakaian.
Termasuk memerintahkan wanita untuk menyesuaikan jilbab hingga menuntut ganti pakaian yang lebih longgar dan dianggap pantas.
Perempuan yang dianggap melanggar aturan bisa ditangkap, lalu dibawa ke fasilitas pendidikan ulang yang dijalankan oleh polisi.
Kembalinya Polisi Moralitas Usai Kasus Mahsa Amini
Kembalinya polisi moralitas di Iran, yakni usai kasus gempar Mahsa Amini (22), yang meninggal dunia dalam tahanan polisi setelah ditahan atas dugaan pelanggaran aturan berpakaian.
Kematiannya memicu protes massal di seluruh negeri yang berlangsung selama berbulan-bulan. Di mana, sebagian besar polisi moralitas justru tidak terjun ke jalanan di Iran.
Setelah aksi protes itu, pihak berwenang Iran menahan diri dari metode yang sangat konfrontatif dalam menegakkan hukum jilbab.
Kemudian, mereka lebih memilih pendekatan secara bertahap.
Selama beberapa bulan terakhir, polisi telah menggunakan kamera pengintai untuk mengidentifikasi pelanggar hijab yang diberi peringatan, denda atau dikirim ke pengadilan.
Orang-orang yang ditemukan melanggar kode berpakaian saat berada di kendaraan mereka dapat disita mobilnya.
Bisnis juga semakin menjadi sasaran, dengan banyak kafe, restoran, dan bahkan pusat perbelanjaan menghadapi penutupan karena menawarkan layanan kepada wanita berjilbab longgar.
Insiden Hijab
Namun ditengah aturan tersebut, muncul insiden yang berkaitan dengan hijab, pada pekan ini.
Pihak berwenang merilis sebuah video yang menunjukkan sekelompok petugas polisi didampingi oleh kru kamera berkeliling, dan memberitahu wanita dari segala usia untuk memperbaiki jilbab mereka.
Kamera memperbesar wajah wanita yang tidak diburamkan dan menampilkan animasi yang menunjukkan bahwa mereka telah diidentifikasi lalu dibawa ke pengadilan.
“Entah Anda memperbaiki jilbab Anda atau Anda masuk ke dalam van,” seorang pria, yang suaranya telah terdistorsi secara digital, memberitahu seorang wanita muda dalam video tersebut.
“Jika Anda percaya pada kebebasan, saya akan membiarkan semua pencuri dan pemerkosa bebas untuk memberitahu Anda cara kerjanya,” imbuhnya.
Insiden lain terjadi pada hari Minggu, ketika aktor Mohammad Sadeghi ditangkap.
Ia merilis video reaksi online, di mana sang aktor menanggapi klip lain yang menunjukkan seorang petugas menahan wanita.
“Jika saya melihat pemandangan seperti ini secara langsung, saya mungkin akan melakukan pembunuhan. Hati-hati, Anda lebih baik percaya orang-orang akan membunuh Anda,” katanya.
Dia ditangkap karena diduga mengecam polisi yang tengah bertugas.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.