ANDALPOST.COM – Perusahaan raksasa pembuat chip asal Taiwan, Taiwan Semiconductor (TSMC) telah melakukan penundaan produksinya di pabriknya yang terletak di negara bagian Arizona, Amerika Serikat, Kamis (20/07/2023).
Hal ini dilakukan sebagai respon kemunduran terhadap ambisi teknologi yang dimiliki oleh Presiden Amerika, Joe Biden.
Pihak perusahaan mengatakan bahwa pembuatan chipnya tidak akan dimulai hingga tahun depan, karena mereka memiliki kekurangan dalam pekerja yang terampil.
Mark Liu sebagai Ketua TSMC, mengatakan bahwa produksi mikroprosesor canggih di pabrik Arizona di barat daya AS ini akan dimulai pada tahun 2025.
Selama presentasi pendapatan yang dilakukan pada Kamis (20/7/2023), Liu mengatakan bahwa pabrik yang telah dibangun sejak April 2021 tersebut, menghadapi kekurangan pekerja.
Kekurangan pekerja yang dimaksud adalah pekerja dengan “keahlian khusus yang diperlukan untuk pemasangan peralatan di fasilitas kelas semikonduktor”.
Hal ini dilakukan, ketika Gedung Putih telah menyusun rencana untuk membawa lebih banyak produksi chip ke Amerika Serikat.
Taiwan mengambil keputusan ini karena adanya pertikaian perdagangan yang sedang berlangsung. Yaitu, yang terjadi pada area pusat teknologi yang meningkat, antara Washington dan Beijing.
Pada hari Jumat (21/7/2023), saham TSMC ditutup lebih dari 3 persen lebih rendah di Taiwan.
Liu menambahkan bahwa perusahaan “bekerja untuk memperbaiki situasi”. Termasuk juga, mengirim teknisi berpengalaman dari Taiwan untuk melatih pekerja terampil lokal (di AS) dalam waktu singkat”.
Diperkirakan juga bahwa TSMC akan mengalami penurunan penjualan hingga 10% di tahun ini, karena permintaan semikonduktor yang lebih lambat.
TSMC menyampaikan bahwa dalam tiga bulan terakhir, perusahaan mengalami penurunan keuntungan sebesar 23 persen menjadi 181,8 miliar dolar Taiwan. Setara dengan US$5,8 miliar dan £4,5 miliar.
Rencana TSMC Sebelumnya Mengembangkan Perusahaan di AS
Tahun 2020 merupakan pertama kalinya TSMC mengumumkan pembangunan fasilitasnya di Arizona, pada masa kepresidenan Donald Trump.
Kemudian pada Desember tahun lalu, perusahaan tersebut mengatakan bahwa mereka akan melipatgandakan investasinya dalam proyek tersebut.
Investasi yang dilipatgandakan itu direncanakan memiliki nilai sebesar US$40 miliar atau setara dengan £31,1 miliar.
Angka ini menandai salah satu investasi perusahaan asing terbesar dalam sejarah Amerika Serikat.
AS memproduksi sekitar sebanyak 10 persen dari pasokan chip komputer global, yang merupakan kunci untuk segala hal mulai dari mobil hingga ponsel.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.