ANDALPOST.COM – Twitter berencana untuk meluncurkan kembali layanan premiumnya dengan menawarkan tanda centang berwarna yang berbeda seperti akun “verified”. Ini diungkap oleh Elon Musk pada hari Jumat (25/11/2022).
Hal ini merupakan langkah baru untuk mengubah layanan, setelah upaya sebelumnya menjadi bumerang serta membuat kegaduhan.
Diduga, langkah tersebut merupakan perubahan terbaru pada platform media sosial yang dibeli CEO Tesla bulan lalu seharga Rp690 miliar.
Sebelumnya, Twitter menggunakan layanan premium di bawah Musk dengan memberikan label centang biru kepada siapapun yang membayar Rp125 ribu per bulan. Lantaran banyaknya akun penipu.
Tanda Centang Biru Twitter
Awalnya, centang biru diberikan kepada entitas pemerintah, perusahaan, selebritas, dan jurnalis yang diverifikasi oleh platform untuk mencegah peniruan identitas.
“Dalam versi terbaru, perusahaan akan mendapatkan cek emas, pemerintah akan mendapatkan cek abu-abu,” ungkap Musk.
“Individu yang membayar layanan tersebut, apakah mereka selebritas atau bukan, akan mendapatkan cek biru”, sambungnya.
“Semua akun terverifikasi akan diautentikasi secara manual sebelum cek diaktifkan,” tambah Musk.
Musk juga mengungkapan, layanan premium tersebut akan diluncurkan pada 2 Desember tahun ini.
Diketahui, Twitter telah menunda layanan premium yang diubah beberapa hari setelah peluncurannya awal bulan ini ditiru perusahaan lain.
Itu, termasuk raksasa farmasi Eli Lilly & Co, Nintendo, Lockheed Martin dan bahkan bisnis Musk sendiri Tesla dan SpaceX. Tidak lupa, bersama dengan berbagai tokoh olahraga dan politik profesional.
Layanan premium yang dipulihkan, hanyalah salah satu dari beberapa perubahan utama pada platform dalam dua hari terakhir.
Kasus Opinion Poll
Pada hari Kamis (24/11/2022), Musk mengatakan dia akan memberikan “amnesti” untuk akun yang ditangguhkan.
Menyusul hasil jajak pendapat online yang dia lakukan, tentang apakah akun yang “tidak melanggar hukum atau terlibat dalam spam yang mengerikan” harus dipulihkan.
Suara “ya” adalah 72 persen. Alhasil, jajak pendapat online semacam itu sama sekali tidak ilmiah dan dapat dengan mudah dipengaruhi oleh bot.
Musk juga menggunakannya, sebelum memulihkan akun mantan Presiden AS Donald Trump.
“Orang-orang telah berbicara. Amnesti dimulai minggu depan. Vox Populi, Vox Dei,” cuit Musk pada Kamis menggunakan frasa Latin yang berarti “suara rakyat, suara Tuhan.”
Langkah tersebut, kemungkinan akan menempatkan perusahaan pada jalur kilat dengan regulator Eropa yang berusaha untuk menekan konten online yang berbahaya, dengan aturan baru yang keras.
Sehingga, membantu memperkuat reputasi Eropa sebagai pemimpin global dalam upaya untuk mengendalikan kekuatan perusahaan media sosial dan platform digital.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.