ANDALPOST.COM – Penurunan kualitas udara di Jakarta ditandai dengan banyaknya jumlah polutan yang tersebar di udara. Bahkan, lebih parahnya jumlah polutan telah melampaui batas aman yang ditetapkan oleh World Health Organization (WHO).
Menanggapi hal tersebut, Dokter spesialis paru dr Agus Dwi Susanto, SpP, pun melakukan tinjauan dan pengamatan terkait permasalahan ini secara spesifik. Khususnya dari segi kesehatan.
Ia menilai jumlah polutan yang ada di Jakarta tergolong kategori tidak sehat. Hal ini dapat terlihat secara jelas terdapat banyak polusi udara yang berkabut dan menimbulkan risiko kesehatan.
“Kalau saya lihat setiap hari kualitas udara di Jakarta masuk ke kategori tidak sehat,” kata Agus pada Selasa (8/8/2023) melalui situs Detik.
Belakangan ini, DKI Jakarta dan sekitarnya memang tengah menjadi pusat perhatian masyarakat. Akibat terjadinya polusi udara dan memburuknya kualitas udara.
Polusi udara tampak begitu jelas di beberapa lokasi di sana.
Mengutip dari situs IQAir, Air Quality Index (AQI) Jakarta pada Selasa (8/8/2023) pukul 8.00 WIB memasuki ‘zona merah’ atau tidak sehat. Lebih tepatnya pada angka 165.
“Konsentrasi PM 2.5 di Jakarta saat ini 16,6 kali nilai panduan kualitas udara tahunan WHO,” jelas IQAir dalam situs resminya.
Sementara itu, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta mengungkapkan data pada 08.00 WIB dengan menunjukkan kualitas udara tidak sehat di Jakarta Pusat (101) dan Jakarta Timur (111). Sementara itu, kualitas udara terpantau sedang di Jakarta Barat (63), Jakarta Utara (89), dan Jakarta Selatan (93).
Dampak Kualitas dan Polusi Udara yang Buruk bagi Kesehatan
Pencemaran udara yang kotor dan buruk dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan. Baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Adapun dampaknya adalah sebagai berikut:
Pengaruh Jangka Pendek
Pencemaran atau polusi udara menghasilkan polutan yang sangat kecil dan sangat riskan masuk ke dalam saluran pernapasan. Dalam jangka pendek, polusi udara bisa mengakibatkan masalah pernapasan seperti batuk, infeksi saluran napas atas, dan sejenisnya.
“Kalau kita hirup polusi di Jakarta ini setiap hari, berjam-jam, risiko jangka panjang bisa muncul,” ujar Agus.
Pengaruh Jangka Panjang
Adapun dampak polusi udara secara jangka panjang dapat menyebabkan masalah kesehatan yang lebih serius, yaitu penyakit jantung.
Polutan-polutan yang berukuran kecil dapat masuk ke dalam tubuh manusia, kemudian mengakibatkan penyempitan pembuluh darah. Akibatnya, serangan jantung atau stroke pun dapat terjadi.
Lebih lanjut, Agus mengungkapkan fakta bahwa polutan memiliki dampak tujuh kali lebih banyak daripada stroke secara umum.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.