Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Budiman Sudjatmiko Ingin Ciptakan Koalisi Abadi Gerindra dan PDIP

Budiman Sudjatmiko dan Prabowo Subianto/doc Gerindra

ANDALPOST.COM — Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Budiman Sudjatmiko miliki ambisi gila dengan membuat koalisi abadi antara Partai Gerindra dan PDIP.

Hal ini disampaikan oleh Budiman kala bersua relawan dalam Deklarasi Relawan Persatuan Nasional.

Budiman beralasan jika Gerindra dan PDIP adalah dua partai terbesar saat ini di Indonesia.

Sehingga secara hitung-hitungan politik keduanya bisa memenangkan pertarungan. Oleh karena itu mereka bisa memulainya dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang.

Selanjutnya kerjasama bisa terus dilakukan oleh kedua parpol di masa depan.

Budiman punya keinginan kuat agar bisa melihat kolaborasi antara Gerindra dan PDIP. Artinya, ia menginginkan Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto untuk berdampingan.

“Jadi mau seperti apa Indonesia ke depan di tahun 2024, kalau saya maunya, pengennya sih, PDI Perjuangan dan Gerinda sebagai dua partai terbesar bersatu, pengennya saya. Tapi itu kan pendapat individu,” kata Budiman, Senin (7/8/2023).

Kerjasama antara Gerindra dan PDIP menurut Budiman adalah hal yang strategis dan harusnya bisa diterapkan tidak hanya di Pemilu saja.

Melainkan di proyek-proyek besar dalam membangun bangsa Indonesia yang semakin maju.

“Jadi bisa kerja sama politik strategis bukan cuma elektoral 2024, tapi 2029, 2034, pengennya seperti itu. Juga ada partai nasionalis yang lain, bisa Golkar atau apa. Pengennya saya,” kata Budiman

Budiman mengatakan jika apa yang ia inginkan itu memang dari cita-cita individu dirinya seorang. Akan tetapi, tidak bisa dipungkiri juga jika banyak masyarakat yang punya keinginan yang sama.

Berkawan dengan Lawan Butuh Nyali yang Lebih Besar

Mantan aktivis gerakan mahasiswa dan pendiri Partai Rakyat Demokratik (PRD) mengatakan jika memang hal ini tidak mudah.

Keduanya harus mampu memiliki nyali yang besar untuk mau menerima satu sama lain. Bagi Budiman menyatukan dua kelompok yang sebelumnya selalu menjadi rival bukan hal yang tidak mudah.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.