ANDALPOST.COM — Pihak berwenang Pakistan melakukan penyelidikan atas kerusuhan pembakaran gereja dan berhasil menangkap 146 orang di provinsi Punjab, Kamis (17/8/2023).
Massa Muslim rusuh membakar lima gereja serta menyerang puluhan rumah milik komunitas Kristen setempat atas klaim penistaan, kata pejabat tinggi kepolisian provinsi itu.
“Kami melanjutkan operasi untuk menahan orang lain yang terlibat,” kata Inspektur Jenderal Polisi Punjab Usman Anwar.
Ratusan orang mengamuk menyerang properti dan tempat ibadah Kristen di kota Jaranwala di distrik Faisalabad, sekitar 115 kilometer (71 mil) barat daya ibu kota provinsi, Lahore.
Laporan lokal mengatakan halaman-halaman Alquran yang robek, dengan dugaan konten menghujat tertulis di atasnya, ditemukan di dekat daerah Isa Nagri (koloni Kristen) Jaranwala. Hingga memicu bentrokan terhadap minoritas yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir.
Gereja Salvation Army di Jaranwala pun termasuk di antara lima gereja yang dirusak.
Video di media sosial menunjukkan segelintir pria di atap gereja itu menyerang fasad depan dan melepaskan salib di atasnya.
Beberapa video yang diklaim di X menunjukkan petugas polisi berdiri di tengah kerumunan penonton saat penyerang terus merusak gereja.
Ribuan polisi tambahan dan pasukan paramiliter dikerahkan untuk mengendalikan kekerasan di negara Asia Selatan tersebut.
Terlebih, Pakistan juga tengah menghadapi krisis politik dan ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Tanggapan Ahli
Menteri Penerangan Punjab Amir Mir pun mengklaim penyelidikan awal atas dugaan penodaan Al-Qur’an. Ia mengungkapkan insiden itu merupakan konspirasi yang dipikirkan dengan matang untuk mengobarkan sentimen publik.
“Keamanan gereja telah diperketat dan sejumlah besar personel keamanan telah dikerahkan,” kata Mir.
Di sisi lain, Farooq Masih, seorang seniman truk yang tinggal di sebelah salah satu gereja di Jaranwala, mengaku terguncang oleh kekerasan tersebut.
“Seluruh rumah saya terbakar habis, tidak ada yang tersisa di sana yang bisa diselamatkan. Aku bahkan tidak punya kursi untuk duduk. Semuanya berubah menjadi abu,” kata Masih.
“Saya tinggal di rumah ini bersama tiga saudara laki-laki saya, dan kami memiliki total 19 anggota di rumah ini. Saya tidak tahu apa yang akan kita lakukan sekarang, yang kita miliki hanyalah iman kepada Tuhan,” jelasnya.
Perdana Menteri (PM) sementara Pakistan, Anwaar ul Haq Kakar mengutuk kekerasan itu dan menyerukan tindakan terhadap mereka yang terlibat dalam serangan tersebut.
“Saya kecewa dengan visual yang keluar dari Jaranwala, Faisalabad. Tindakan tegas akan diambil terhadap mereka yang melanggar hukum dan menargetkan minoritas,” kata Kakar.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.