ANDALPOST.COM – Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dilaporkan telah memulai perjalanannya ke Vladivostok untuk pertemuan puncak dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Kereta lapis baja yang digunakan Kim untuk kunjungan ke luar negeri tampaknya telah meninggalkan Pyongyang. Hal ini diungkapkan oleh media Korea Selatan yang mengutip dari seorang pejabat pemerintah Korea Utara.
Pertemuan kedua pemimpin diperkirakan akan berlangsung paling cepat Selasa (19/9/2023) besok di waktu setempat. Kremlin selaku pejabat Korea Utara telah mengkonfirmasi bahwa Kim akan mengunjungi Rusia dalam beberapa hari mendatang.
Jika pertemuan puncak dengan Putin terlaksana, maka ini akan menjadi perjalanan internasional pertama pemimpin Korea Utara tersebut dalam lebih dari empat tahun, dan yang pertama sejak pandemi terjadi.
Kedua pemimpin kemungkinan akan membahas kemungkinan Korea Utara memberikan senjata kepada Moskow untuk mendukung perangnya di Ukraina, kata seorang pejabat Amerika Serikat sebelumnya kepada CBS.
Kunjungan negara Kim Jong-Un
Perjalanan terakhir Kim ke luar negeri juga terjadi di Vladivostok pada tahun 2019 untuk menghadiri pertemuan puncak pertamanya dengan Putin setelah gagalnya perundingan perlucutan senjata nuklir Korea Utara dengan Presiden AS saat itu, Donald Trump. Kim juga melakukan perjalanan ke Vladivostok dengan kereta api pada tahun 2019.
Dikabarkan memiliki setidaknya 20 gerbong antipeluru, membuatnya lebih berat dari rata-rata kereta api dan tidak mampu melaju melebihi 59 km/jam (37mph). Perjalanannya ke Vladivostok diperkirakan memakan waktu satu hari penuh.
Perjalanan menggunakan kereta api ini telah menjadi tradisi lama di kalangan pemimpin Korea Utara. Kim kemungkinan akan menghabiskan lebih dari 20 jam perjalanan sekitar 1.180 km dengan lokomotif yang bergerak lambat yang dikarenakan perlindungan lapis baja yang menyelimuti kendaraan tersebut.
Kemungkinan pertemuan tersebut terjadi setelah Gedung Putih mengatakan pihaknya mendapat informasi baru bahwa perundingan senjata antara kedua negara “berkembang secara aktif”.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby sebelumnya mengatakan Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu, telah mencoba “meyakinkan Pyongyang untuk menjual amunisi artileri” ke Rusia selama kunjungannya baru-baru ini ke Korea Utara.
KTT ini diadakan pada saat Rusia dan Korea Utara memiliki hal-hal yang diinginkan oleh negara lain, menurut Ankit Panda dari Carnegie Endowment for International Peace.
“Yang penting sekarang adalah jika kedua belah pihak dapat menemukan harga yang sesuai, mereka bersedia membayar untuk bantuan pihak lain,” katanya.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.