ANDALPOST.COM — Orang tua dari seorang anak laki-laki berusia 14 tahun yang menembak mati dua orang di dalam sebuah pusat perbelanjaan mewah di pusat kota Bangkok telah meminta maaf.
Sebuah surat, yang ditulis dalam bahasa Thailand oleh ayah anak laki-laki tersebut dan dirilis ke media pada Jumat (6/10/2023), menyatakan bahwa keluarga tersebut bekerja sama sepenuhnya dengan pihak berwenang dalam proses hukum.
Bocah tersebut menghadapi tuduhan pembunuhan setelah ia melepaskan tembakan pada hari Selasa (3/10/2023) di dalam mall Siam Paragon. Salah satu pusat perbelanjaan yang paling banyak dikunjungi di Asia.
Dalam surat tersebut, orang tua mengatakan bahwa putra mereka sekarang berada di departemen observasi dan perlindungan remaja. Sebab mereka mengungkapkan rasa penyesalan yang mendalam.
“Kami menyampaikan permintaan maaf yang sebesar-besarnya kepada para korban, keluarga almarhum, dan korban luka akibat insiden penembakan baru-baru ini yang terjadi akibat tindakan putra kami di department store Siam Paragon,” kata pernyataan itu.
“Ini termasuk masyarakat, wisatawan, pemilik bisnis dan toko serta mereka yang terlibat dalam insiden atau orang-orang terdekat yang dievakuasi dan mengalami masalah dengan cara apa pun.
“Termasuk juga para tenaga medis, perawat, polisi, pejabat pemerintah baik warga Thailand, China, Myanmar atau Laos dan semua pihak yang terkena dampak dari kejadian ini. Kami juga sangat menyayangkan kerusakan dan dampaknya.”
“Kami sangat sedih dan terkejut dengan kejadian ini dan menerima tanggung jawab sepenuhnya,” pernyataan orang tua pelaku.
Hingga saat ini motif penembakan oleh anak tersebut masih belum jelas.
Pengadilan Thailand Mendakwa Pelaku
Pihak berwenang Thailand mendakwa remaja tersebut pada hari Rabu (4/10/2023) dengan tuduhan pembunuhan berencana dan kepemilikan senjata api ilegal. Polisi mengatakan anak laki-laki itu menggunakan pistol yang dimodifikasi untuk menembakkan peluru kosong.
Diketahui, kedua korban tewas berasal dari China dan Myanmar. Lima orang lainnya, satu warga negara Laos, satu warga Tiongkok, dan tiga warga Thailand terluka.
Menurut Reuters, polisi mengatakan anak laki-laki tersebut mengalami gangguan psikologis menjelang penembakan.
Pengadilan menolak permintaan polisi untuk menahan tersangka di fasilitas kesehatan mental dan memerintahkan ia ditahan di bawah umur.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.