ANDALPOST.COM — Pabrik Nestlé yang terletak di Irlandia pada Rabu (18/10/2023) mengumumkan rencana penutupan pabrik yang memproduksi susu formula bayi hampir seluruhnya untuk pasar Tiongkok.
Keputusan ini muncul sebagai respons terhadap penurunan drastis dalam angka kelahiran di Tiongkok yang telah mempengaruhi permintaan terhadap produk-produk seperti susu formula bayi.
Selama beberapa dekade terakhir, Tiongkok telah menjadi salah satu pasar terbesar di dunia untuk produk susu formula bayi. Namun, statistik terbaru menunjukkan penurunan tajam dalam angka kelahiran di negara tersebut.
Faktor-faktor seperti urbanisasi, perubahan gaya hidup, dan beban finansial yang tinggi yang ditanggung oleh keluarga muda telah menyebabkan banyak pasangan di Tiongkok menunda atau menghindari memiliki anak.
Nestllé akan Tutup Segera
Penutupan pabrik Nestlé ini akan mempengaruhi ratusan pekerja di Irlandia, dan hal ini telah menimbulkan konflik di antara komunitas lokal.
Selain itu, ini juga menjadi perhatian global karena muncul pertanyaan tentang masa depan industri susu formula bayi di Tiongko. Dampaknya pun pada produsen global seperti Nestlé.
Perusahaan tersebut mengatakan, “jumlah bayi baru lahir di Tiongkok telah menurun tajam dari sekitar 18 juta bayi per tahun pada tahun 2016 menjadi kurang dari 9 juta bayi yang diproyeksikan pada tahun 2023.
“Pasar, yang sebelumnya bergantung pada produk susu formula impor, juga mengalami pertumbuhan pesat pada produk-produk produksi lokal.”
Para analis pasar pun mencatat bahwa pasar susu formula bayi di Tiongkok mengalami tekanan signifikan dalam beberapa tahun terakhir.
Pemerintah Tiongkok sendiri telah berusaha mendorong laju kelahiran dengan beberapa kebijakan. Termasuk mengakhiri kebijakan satu anak dan menggantinya dengan kebijakan dua anak.
Namun, upaya ini belum menunjukkan dampak signifikan dalam mendorong peningkatan angka kelahiran.
Penutupan pabrik Nestlé di Irlandia pum menggarisbawahi kerentanan industri susu formula bayi terhadap perubahan demografi yang cepat.
Beberapa perusahaan lain juga mengalami penurunan penjualan produk serupa di Tiongkok. Ini juga memicu pertanyaan tentang masa depan investasi dalam infrastruktur produksi susu formula bayi.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.