ANDALPOST.COM — Omegle, layanan obrolan video yang memfasilitasi hubungan antara pengguna dan orang asing, telah resmi menutup pintu virtualnya setelah bertahun-tahun kontroversi dan penyelesaian tuntutan hukum baru-baru ini.
Platform ini, yang pernah terkenal karena pendekatan inovatifnya terhadap komunikasi online, kini menghadapi pengawasan ketat. Sebab menciptakan lingkungan yang menjadi tempat berkembang biaknya pornografi anak dan bentuk-bentuk pelecehan lainnya.
Keputusan untuk menutup ini terjadi setelah Omegle menyelesaikan gugatan yang menuduh platform tersebut memasangkan pengguna berusia 11 tahun dengan predator seksual.
Kasus yang mengkhawatirkan ini hanyalah satu dari lebih dari 50 kasus dalam dua tahun terakhir. Di mana platform tersebut terlibat dalam tindakan hukum terhadap individu yang terlibat dalam eksploitasi anak.
Pengakuan Sang Pendiri
Pendiri Omegle, Leif K-Brooks, mengakui penyalahgunaan platform tersebut dan menyatakan bahwa mengoperasikan platform tersebut tidak lagi berkelanjutan, baik secara finansial maupun psikologis.
Brooks, yang mendirikan Omegle pada tahun 2009 pada usia 18 tahun, telah melihat platform ini mengumpulkan jutaan pengguna setiap hari selama bertahun-tahun.
“Tidak ada pembukuan yang jujur terhadap Omegle tanpa mengakui bahwa beberapa orang telah menyalahgunakannya, termasuk untuk melakukan kejahatan yang keji,” kata Brooks.
Penutupan ini menandai akhir yang menyedihkan dari keberadaan Omegle yang dulunya penuh semangat. Terlepas dari popularitasnya, platform ini menghadapi banyak tantangan hukum dan konsekuensi berat akibat penyalahgunaan layanannya.
Penyelesaian gugatan baru-baru ini menggarisbawahi keterlibatan platform tersebut dalam menghubungkan anak di bawah umur dengan individu yang berpotensi berbahaya.
Hingga Kamis (9/11/2023) pagi, situs web Omegle tetap dapat diakses. Juga menampilkan pernyataan dari pendiri Leif K-Brooks. Namun, fungsi obrolan video online, yang pernah menjadi ciri khas layanan Omegle, ternyata tidak ada.
Kehancuran Omegle mencerminkan sisi gelap platform online yang memprioritaskan anonimitas, menyoroti tantangan dalam mengelola ruang di mana pengguna dapat berinteraksi tanpa akuntabilitas.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.