ANDALPOST.COM — Warga Palestina yang terjebak di dalam Rumah Sakit (RS) Al-Shifa menggali kuburan massal untuk menguburkan pasien meninggal dunia, Selasa (14/11/2023). Hal itu dilakukan lantaran Israel mengepung rumah sakit terbesar di Gaza tersebut.
Pasukan Israel telah mengepung rumah sakit Al Shifa di Kota Gaza yang menurut mereka terletak di atas markas bawah tanah militan Hamas.
Hamas, kelompok Islam yang berkuasa di Gaza, menyangkal kehadiran para pejuang dan mengatakan 650 pasien dan 5.000-7.000 warga sipil lainnya terjebak di dalam halaman rumah sakit.
Dikatakan 40 pasien telah meninggal dalam beberapa hari terakhir, termasuk tiga bayi prematur yang inkubatornya rusak.
Seorang pejabat Hamas di Beirut mengatakan 25 dari 35 rumah sakit di Gaza tidak dapat digunakan karena serangan Israel. Lantas membuat Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres sangat murka dengan hilangnya nyawa tersebut.
“Atas nama kemanusiaan, Sekjen menyerukan gencatan senjata kemanusiaan segera,” kata juru bicara itu kepada wartawan.
Lima minggu setelah Israel bersumpah untuk menghancurkan Hamas sebagai pembalasan atas serangan lintas batas yang dilakukan militan, nasib Al-Shifa telah menjadi fokus perhatian internasional, termasuk sekutu terdekat Israel, Amerika Serikat (AS).
Ashraf Al-Qidra, juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza, yang dihubungi melalui telepon di dalam kompleks rumah sakit, mengatakan ada sekitar 100 mayat membusuk di dalam dan tidak ada cara untuk mengeluarkannya.
“Kami berencana menguburkan mereka hari ini di kuburan massal di dalam kompleks medis Al Shifa. Ini akan sangat berbahaya karena kami tidak mendapat perlindungan dari ICRC,” katanya.
“Orang-orang yang masih hidup di sana tengah menggali kuburan bagi para korban,” imbuhnya.
Sebanyak 36 bayi tertinggal dari bangsal neonatal setelah tiga bayi lainnya meninggal.
Tanpa bahan bakar generator untuk menyalakan inkubator, bayi-bayi tersebut dijaga agar tetap hangat, dibariskan delapan kali di tempat tidur.
Israel pun mengumumkan pada hari Selasa bahwa mereka menawarkan inkubator portable bertenaga baterai. Sehingga bayi-bayi tersebut dapat dipindahkan.
Namun Qidra mengatakan sejauh ini belum ada pengaturan yang dibuat untuk melakukan evakuasi semacam itu.
“Penjajah masih mengepung rumah sakit dan mereka terus menembaki halaman dari waktu ke waktu,” katanya.
Tetapi Israel membantah telah melakukan pengepungan di rumah sakit tersebut. Pihaknya mengatakan pasukan militer Israel mengizinkan jalan keluar bagi mereka yang berada di dalamnya.
Petugas medis dan pejabat di dalam rumah sakit menyangkal hal ini dan mengatakan mereka yang mencoba keluar akan mendapat kecaman.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.