ANDALPOST.COM – Bagi Andalpeeps, apakah kalian sering menunda pekerjaan dengan bermain sosial media (sosmed)? Memang sosmed bagi generasi milenial adalah salah satu hal yang paling sering digunakan untuk menghabiskan waktunya.
Ketika menscroll feed Instagram, membaca postingan di Twitter dan lain sebagainya, seseorang sering kali tidak menyadari bahwa dirinya sedang menunda-nunda pekerjaan. Bahkan banyak yang menggunakan sosial media dengan sengaja untuk mengalihkan diri dari pekerjaannya.
Pada Channel YouTube milik Darmawan Aji, ia membahas tetang mengapa seseorang menunda pekerjaan.
Darmawan Aji adalah seorang Productivity Coach sekaligus coach di Neuro Linguistic Programming (NLP).
Dalam video tersebut, ia mempaparkan dalam tentang alasan banyak orang menunda pekerjaannya.
Ia membuka video podcast tersebut dengan hasil penelitian yang menunjukan bahwa 95 persen orang kebanyakan memiliki kebiasaan menunda-nunda.
“Kenapa saya bahas mengenai penundaan? Dr. Piers Steel mengatakan bahwa 95 persen orang itu terbiasa untuk menunda pekerjaan,” kata Aji.
“Jadi ini fenomena alamiah yang dialami oleh semua orang, mau dia itu karyawan, mau dia itu entrepreneur, freelancer, ibu rumah tangga, atau bahkan seorang mahasiswa, pasti dia pernah melakukan penundaan suatu pekerjaan,” sambung Aji.
Lelaki itu juga menjelaskan bahwa kebiasaan menunda-nunda suatu pekerjaan dalam ilmu psikologi itu biasa dikenal sebagai prokrastinasi.
Apa itu Prokrastinasi?
Darmawan Aji kemudian melanjutkan bahwa prokrastinasi juga dapat diartikan ketika seseorang memilih untuk memprioritaskan pekerjaan yang tidak penting daripada pekerjaan utamanya.
“Misalkan kita harus bikin laporan atau proposal, tapi malah sibuk scrolling, nonton Reels atau short di YouTube, TikTok-an, dan sebagainya,” ujar Aji.
Ia menjelaskan bahwa penundaan pekerjaan itu bukan lantas kemudian seseorang diperbolehkan untuk berdiam diri di tempat. Bukan juga kemudian melakukan pekerjaan yang tidak penting, seperti bergerliya di sosial media.
Darmawan Aji menegaskan bahwa penundaan nantinya dapat mengorbankan manfaat dalam jangka waktu yang lama. Menunda-nunda juga artinya memilih kesenangan yang hanya bermanfaat di waktu pendek.
Dalam podcastnya, Darmawan Aji memantik pendengarnya dengan sebuah pernyataan yang mengungkapkan bahwa tugas yang biasanya ditunda itu memiliki karakteristik yang sama.
Ia kemudian menyebutnya sebagai “Aversive Task”.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.