ANDALPOST.COM – Di awal tahun 2023, Indonesia dilanda permasalahan baru terkait maraknya kasus hamil di luar nikah.
Kasus hamil di luar nikah yang terjadi sejak akhir tahun 2022 hingga awal tahun ini seperti fenomena gunung es.
Jawa Timur menjadi daerah yang paling disorot dengan permasalahan ini. Bahkan di daerah Ponorogo ratusan siswi Sekolah Menengah Pertama (SMP) hamil di luar nikah di usia yang masih belia. Alias belum mencapai syarat minimal batas nikah.
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jawa Timur bahkan dalam datanya mencatat ada 15.212 permohonan dispensasi pernikahan. 80 diantaranya lantaran hamil di luar nikah.
Tidak hanya di Jawa Timur, Jawa Tengah juga menjadi salah satu daerah dengan kasus dispensasi nikah paling banyak. Selama tahun 2022 tercatat 11.392 dengan sebagian besar lantaran hamil duluan. Selanjutnya ada Lampung dengan dengan 649 kasus dan Buma NTB dengan 276 kasus.
Hal ini menunjukkan dispensasi pernikahan di Indonesia rata-rata terjadi karena hamil di luar nikah. Mereka meminta dispensasi lantaran mereka masih pelajar yang belum cukup umur.
Respon DPR
Melihat fenomena ini, Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Kurniasih Mufidayati sangat prihatin. Pasalnya fenomena hamil di luar nikah begitu menjamur bahkan setiap tahunnya.
Dalam data 2015 hingga 2019, kehamilan di luar nikah atau tidak diinginkan telah mencapai 40 persen dari total angka kehamilan.
“Ini menjadi keprihatinan kita bersama di mana angka dispensasi pernikahan karena hamil di luar nikah sangat tinggi. Ada banyak yang menjadi korban, sebab mayoritas kehamilan yang tidak diinginkan bisa berujung aborsi. Sementara jika berlanjut ke jenjang pernikahan ada banyak ketidaksiapan di sana,” sebut Kurniasih dalam keterangannya, Kamis (2/2).
Sehingga fenomena ini akan berdampak bagi anak yang dilahirkan. Kurangnya persiapan untuk menjadi orang tua bakal berdampak buruk bagi pertumbuhan buah hati khususnya masalah stunting. Selain itu juga masalah mental yang justru akan berdampak dalam keharmonisan rumah tangga.
Akibatnya angka stunting dan perceraian akan semakin tinggi di Indonesia. Oleh karena itu, BKKBN punya andil besar dalam mengedukasi dan mengkampanyekan Generasi Berencana (GenRe). Terutama di kawasan pedesaan sebab temuan kasus tersebut rata-rata berada di desa terpencil.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.