ANDALPOST.COM – Rusia menunda uji coba rudal hipersonik Zircon generasi terbaru selama pelatihan angkatan laut bersama dengan Afrika Selatan dan China, Rabu (22/2/).
Latihan angkatan laut itu berlangsung selama 10 hari dan digelar di lepas pantai timur Afrika Selatan.
Latihan tersebut juga bertepatan dengan peringatan satu tahun invasi Rusia ke Ukraina yang menimbulkan kekhawatiran di kalangan pemerintah Barat.
Lebih lanjut, kantor berita TASS Rusia mengumumkan bahwa Admiral Gorshkov yang berpartisipasi dalam latihan itu rencananya akan melakukan pelatihan peluncuran sistem rudal Zircon.
Tetapi, Kapten Oleg Gladkiy yang memimpin kontingen Rusia mengungkapkan bahwa peluncuran uji coba tersebut tidak akan dilakukan.
“Senjata hipersonik tidak akan digunakan dalam latihan ini,” ungkap Gladkiy.
“Tidak ada makna tersembunyi dalam latihan yang kami lakukan,” lanjut Gladkiy.
Sementara itu, presiden Rusia Vladimir Putin mengklaim bahwa rudal Zircon dapat melakukan perjalanan lebih dari lima kali kecepatan suara.
Namun terlepas dari hal tersebut, para analis mengungkapkan fitur andal senjata hipersonik bukanlah kecepatan, tetapi kemampuan manuvernya.
Sehingga, rudal tersebut justru dipandang sebagai cara untuk mendapatkan keunggulan atas musuh karena mereka berpotensi menghindari perisai rudal dan sistem peringatan dini.
Alhasil, Rusia terus menggenjot pengembangan rudal hipersonik bersama China.
Afrika Selatan Tuai Kritikan Atas Latihan Tersebut
Afrika Selatan menghadapi kritik domestik karena berpartisipasi dalam latihan angkatan laut tersebut.
Aliansi Demokrat oposisi menyebut pemerintah Afrika Selatan bersikap tidak netral dalam invasi Rusia ke Ukraina.
Namun, Pasukan Pertahanan Nasional Afrika Selatan mengatakan latihan itu hanyalah latihan maritim multinasional.
Latihan angkatan laut akan kian memperkuat hubungan yang sudah berkembang antara Afrika Selatan, Rusia dan China.
Tujuannya untuk berbagi keterampilan dan pengetahuan operasional.
Namun, ketiga negara itu sebelumnya juga telah menggelar latihan angkatan laut Mosi I di Cape Town pada 2019 lalu.
Diketahui, Afrika Selatan termasuk di antara banyak negara di Afrika yang memelihara hubungan dengan Moskow.
Sebagai tambahan, mereka juga abstain dari pemungutan suara resolusi PBB yang mengutuk perang Rusia di Ukraina.
Rusia Tangguhkan Partisipasi Senjata Nuklir START
Selain menunda uji coba rudal hipersonik Zircon, Rusia juga menangguhkan partisipasinya dalam perjanjian pengurangan senjata nuklir START dengan Amerika Serikat (AS).
Hal itu lantaran Rusia menuduh Barat terlibat langsung dalam upaya penyerangan pangkalan udara strategis miliknya.
“Saya terpaksa mengumumkan bahwa Rusia menangguhkan keikutsertaannya dalam perjanjian senjata ofensif strategis,” kata Putin.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.