ANDALPOST.COM — Ade Armando, dosen Universitas Indonesia yang juga aktif sebagai pegiat media sosial, kembali membuat kontroversi.
Dalam sebuah video pendek yang diunggah di akun X-nya, Ade menyinggung politik dinasti di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Dalam video tersebut, Ade mempertanyakan kritik atas politik dinasti yang selama ini dilontarkan para mahasiswa. Seperti BEM Universitas Indonesia (UI) dan BEM Universitas Gadjah Mada (UGM).
Menurut Ade, kritik tersebut menjadi ironis karena DIY sendiri merupakan salah satu contoh praktik politik dinasti.
“BEM UI dan BEM UGM sering mengkritik politik dinasti. Tapi, mereka lupa bahwa DIY itu adalah contoh politik dinasti yang paling jelas di Indonesia,” kata Ade dalam video tersebut.
Pernyataan Ade tersebut langsung menuai reaksi dari berbagai pihak, termasuk dari warga Yogyakarta.
Sejumlah warga Yogyakarta menggelar aksi protes di Kantor DPW Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Yogyakarta pada Senin (4/12/2023).
Dalam aksi tersebut, warga membawa spanduk dan selebaran protes yang berisi kritik terhadap pernyataan Ade.
“Kami tidak terima pernyataan Ade Armando yang menyinggung politik dinasti di Yogyakarta. Ini adalah bentuk pelecehan terhadap budaya dan adat istiadat kami,” kata salah satu peserta aksi.
Sultan Hamengku Buwono X, selaku Raja Keraton Yogyakarta sekaligus Gubernur DIY, juga menanggapi pernyataan Ade.
Dalam keterangannya, Sultan mengatakan bahwa kritik terhadap politik dinasti di DIY adalah hal yang wajar.
Namun, Sultan juga mengingatkan bahwa politik dinasti di DIY telah diatur dalam Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 dan Undang-Undang Keistimewaan DIY.
“Siapapun boleh berkomentar tentang politik dinasti di DIY. Tapi, mereka harus bahwa politik dinasti di DIY telah diatur dalam peraturan perundang-undangan,” kata Sultan.
Ade Armando sendiri belum memberikan tanggapan resmi terkait aksi protes dan pernyataan Sultan Hamengku Buwono X.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.