Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Akses Morfin Tak Seimbang di Laporan WHO yang Berjudul ‘Tertinggal dalam Kesakitan’

Akses Morfin Tak Seimbang di Laporan WHO yang Berjudul 'Tertinggal dalam Kesakitan'
Ilustrasi Tidak Seimbangnya Penggunaan Morfin Sebagai Obat Esensial. (The Andal Post/Aini)

Tanggapan Yukiko Nakatani

Seorang Asisten Direktur Jenderal WHO untuk Obat-obatan dan Produk Kesehatan, Yukiko Nakatani, memberikan tanggapan atas ketidaksetaraan kebutuhan medis yang terjadi. Dirinya menjelaskan bahwa ” Membiarkan orang kesakitan ketika obat yang efektif tersedia untuk manajemen nyeri, terutama dalam konteks perawatan akhir hayat, harus menjadi perhatian serius bagi pembuat kebijakan,” jelas Nakatani.

Ketimpangan yang terjadi dalam pendistribusian obat-obat esensial dikatakan dilatarbelakangi oleh banyak faktor, seperti, tata kelola yang baik dalam prosesnya.

Tata kelola mencakupi proses pengadaan dan pemasokan kebutuhan medis yang efisien, ketersediaan sumber daya, peningkatan kapasitas, 

Dalam laporan WHO juga mendapati bahwa alasan lain dibalik ketimpangan yang terjadi, disebabkan oleh para pemangku kekuasaan di negara yang menghambat proses masuknya kebutuhan medis. 

Hasil yang didapat tersebut merupakan hasil survei pada 105 negara anggota WHO. Yang dimana, negara memiliki kecenderungan untuk menghambat aliran pasokan dan kesulitan dalam mendapatkan akses kesehatan.

Menyikapi hal tersebut WHO juga menyadari bagaimana beberapa negara masih berhati-hati dalam penggunaan morfin. Dimana hal ini dikarenakan akses yang bebas dapat menyebabkan penyalahgunaan. 

Akan tetapi, WHO juga tetap menekankan bahwa kini penggunaan morfin masih sangat dibutuhkan sebagai obat esensial. (ben/rge)