Layanan yang tidak bisa diakses pengguna seperti mengedit profil mereka atau mengirim thread ke fitur pesan langsung dari platform saudaranya yaitu Instagram.
Namun, Meta mengatakan bahwa pihaknya berkomitmen untuk segera menambahkan banyak fitur pada layanan webnya.
Meta mengatakan akan menambahkan lebih banyak fungsi dalam beberapa minggu mendatang. Sebab ia berupaya untuk menjadikan pengalaman web dan seluler aplikasi sama.
Turunnya Angka Pengguna
Threads mencapai lebih dari 100 juta pengguna dalam seminggu setelah peluncurannya, tetapi pada akhir Juli angka tersebut berkurang lebih dari setengahnya. Raksasa teknologi, yang juga memiliki Facebook dan WhatsApp, berharap pengumuman ini akan membantu membalikkan tren itu.
“Meta membuat pilihan untuk meluncurkan Threads dalam bentuk yang sangat mendasar,” ujar Rebecca McGrath, associate director untuk media dan teknologi di Mintel.
Keinginan besar Meta untuk menjadi pesaing kuat Twitter pun terbukti kurang berhasil. Sebab penurunan penggunanya yang hanya terjadi dalam sepekan.
“Menawarkan versi web adalah langkah yang sangat penting. Namun, masih ada jalan yang harus ditempuh,” lanjut sang associate director.
Di samping itu, Threads memang masih banyak memiliki kekurangan dari segi layanan. Contoh saja fitur pencarian belum tersedia dalam aplikasi tersebut. Jika pihak Meta tidak melakukan perbaikan dalam waktu dekat ini, Meta tidak akan mampu menyaingi platform milik Elon Musk yang problematik.
“Meta harus bekerja untuk meluncurkan fungsionalitas pencarian yang jauh lebih baik untuk memungkinkan pengguna menemukan komunitas berbasis topik untuk benar-benar menarik kembali kerumunan yang ingin menggantikan Twitter,” ucap Tama Leaver, profesor studi internet di Curtin University di Australia yang dilansir dari BBC.
Prof Leaver juga mengatakan upaya Threads untuk melengserkan X mungkin dibantu oleh kontroversi yang terus membayangi platform yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter. (paa/ads)