Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Srettha Thavisin Resmi Terpilih Sebagai Perdana Menteri Thailand 

Srettha Thavisin menang telak dalam pemlihan Thailand, sehingga melenggang menduduki kursi Perdana Menteri. (Foto: AP/Wason Wanichakorn)

ANDALPOST.COM — Raja properti Thailand Srettha Thavisin terpilih sebagai Perdana Menteri (PM) Thailand, Selasa (22/8/2023).

“Saya melakukan ini karena saya ingin memperbaiki negara dan perekonomian,” tulis Srettha di X.

“Saya ingin menekankan lagi. Musuh saya adalah kemiskinan dan kesenjangan. Tujuan saya adalah penghidupan yang lebih baik bagi seluruh rakyat Thailand,” tegasnya.

Ia menang telak dalam pemungutan suara parlemen pada Selasa, berbarengan dengan kembalinya tokoh buronan partainya Thaksin Shinawatra.

Thaksin Shinawatra pun diketahui berada di pengasingan selama bertahun-tahun. Namun, kini memutuskan untuk kembali ke Thailand.

Thaksin mendapat sambutan meriah setelah ia tiba dengan jetnya di bandara Bangkok pada Selasa pagi. 

Kemudian, ia bertemu sebentar dengan anggota parlemen Pheu Thai sebelum diantar oleh polisi ke Mahkamah Agung.

Sementara itu, kemenangan Srettha sekaligus membuka jalan bagi pemerintahan koalisi baru mengakhiri ketidakpastian dan kebuntuan selama berminggu-minggu di parlemen. Setelah pemilu 100 hari lalu yang mengancam akan melemahkan kekuatan politik militer negara.

Srettha, yang beberapa bulan lalu menjadi pusat perhatian oleh tokoh populis kelas berat Pheu Thai, mendapat dukungan dua pertiga anggota parlemen dalam pemungutan suara.

“Saya akan melakukan tugas saya sebaik mungkin. Saya akan bekerja tanpa lelah untuk meningkatkan mata pencaharian semua warga Thailand,” kata Srettha kepada wartawan di markas Pheu Thai.

Tak pelak, kemenangan pria berusia 60 tahun itu pun disambut antusias oleh para pendukungnya.

Srettha disebut akan diberi amanat untuk membentuk dan menyatukan koalisi yang berpotensi retak, mencakup partai-partai yang dibentuk oleh militer royalis.

Disisi lain, ia diumumkan oleh Pheu Thai sebagai kandidat PM Thailand menjelang pemilihan 14 Mei di mana partai tersebut menempati posisi kedua.

Upaya untuk membentuk koalisi dengan pemenang pemilu, Partai Progresif Move Forward, gagal setelah mendapat perlawanan sengit dari anggota majelis rendah konservatif dan senator di bawah pengaruh militer.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.