ANDALPOST.COM – Amazon sebagai platform e–commerce raksasa asal Amerika melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 18.000 karyawannya. Informasi itu disampaikan langsung oleh sang CEO, yakni Andy Jassy pada Rabu (05/01/2023).
Keputusan itu tentu mengejutkan sebagian pihak khususnya di kalangan para pekerja. Pasalnya, pada November 2022, Amazon pun telah melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap 10.000 karyawannya.
Pertimbangan Dilakukan PHK
Meski sudah memotong cukup banyak pada tahun lalu, lagi-lagi Amazon memutuskan untuk melakukan PHK susulan di awal 2023. Terlebih dengan jumlah pengurangan karyawan yang tidak sedikit.
“Hari ini, saya ingin membagikan hasil dari tinjauan lebih lanjut ini yang merupakan keputusan sulit untuk kembali menghilangkan peran (pekerja). Di antara pengurangan yang kami lakukan pada bulan November dan yang kami bagikan hari ini, kami berencana untuk menghapus lebih dari 18.000 pekerja,” jelas Andy.
Adanya PHK besar-besaran itu dilakukan atas segala pertimbangan dari para pemimpin dan tim di perusahaan itu. Sang CEO menyatakan bahwa keputusan ini merupakan bagian dari proses perencanaan tahunan di 2023.
Andy menjelaskan bahwa pemutusan hubungan kerja kali ini disebabkan oleh kondisi ekonomi global yang tidak stabil. Alasan selanjutnya karena pada beberapa tahun terakhir Amazon sempat merekrut karyawan dalam jumlah banyak.
“Pada bulan November, kami menyampaikan keputusan sulit untuk menghilangkan sejumlah posisi dan juga mengumumkan penawaran pengurangan (secara) sukarela untuk beberapa karyawan di Organisasi People Experience, and Technology (PXT),” jelas Andy Jessy.
Divisi Terkena PHK
Lebih lengkap, sang CEO menyampaikan bahwa terdapat beberapa tim yang terkena dampak dari pemutusan hubungan kerja itu. Di antaranya yakni tim di Toko Amazon dan Organisasi PXT.
Tidak sampai di situ, Andy juga menyatakan bahwa di waktu mendatang masih akan ada pemutusan hubungan kerja terhadap sejumlah karyawan.
“Saya juga menyampaikan bahwa kami belum selesai dengan proses perencanaan tahunan kami dan saya memperkirakan akan ada lebih banyak pengurangan peran (pekerja) di awal tahun 2023,” tambahnya.
Meskipun begitu Andy beserta jajaran S-team dari Amazon menyadari bahwa penghapusan peran beberapa pekerja ini dapat menyulitkan orang-orang yang terdampak. Ia juga menyampaikan kalau perusahaan tidak menganggap enteng keputusan tersebut.
Andy menambahkan bahwa tidak ada niat untuk meremehkan seberapa besar pengaruh keputusan itu terhadap kehidupan orang-orang yang terkena dampak.
Maka dari itu, sebagai bentuk tanggung jawabnya kepada karyawan yang terdampak, Andy dan tim telah menyiapkan beberapa hal untuk diberikan kepada mereka.
“Kami bekerja untuk mendukung mereka yang terkena dampak dan (telah) menyediakan paket yang mencakup pembayaran perpisahan, tunjangan asuransi kesehatan transisi, dan dukungan penempatan kerja eksternal,” jelas Andy.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.