Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Amazon Tawarkan Jam Kerja Fleksibel, GMB Union: Mereka Menginginkan Lebih Banyak Uang

Amazon Tawarkan Jam Kerja Fleksibel, GMB Union: Mereka Menginginkan Lebih Banyak Uang

ANDALPOST.COM — Kini, berdasarkan pembuatan kebijakan dan kontrak Amazon, orang tua dan lansia yang bekerja di gudang Amazon akan memiliki opsi untuk bekerja hanya dalam jangka waktu tertentu.

Amazon memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai kebijakan dan kontrak baru ini. Dijelaskan, bahwa untuk karyawan dengan anak-anak yang harus diasuh, dapat mengambil liburan selama enam minggu di musim panas. Juga dua minggu saat Paskah serta Natal.

Namun, GMB Union yang telah memperjuangkan pengakuan Amazon mengatakan, bahwa di samping adanya kebijakan baru yang disambut dengan baik ini, tetap saja sebagian besar pekerja menginginkan upah yang lebih baik.

“Apa yang mereka katakan kepada kami adalah mereka tidak bisa hidup dengan upah miskin,” ucap pihak GMB.

Neil Travis selaku Direktur Operasi Regional Amazon menyampaikan harapannya, bahwa semoga adanya kebijakan mengenai kerja fleksibel ini akan mendorong lebih banyak orang agar kembali ke tempat kerja.

“Kami menghabiskan banyak waktu mendengarkan karyawan kami dan salah satu hal yang kami pelajari adalah bahwa mereka benar-benar menginginkan peluang yang lebih fleksibel,” tutur Travis.

Tidak hanya itu, ia juga menambahkan, bahwa kontrak yang telah diciptakan oleh Amazon ini masih memberikan hak kepada orang-orang. Agar tetap dapat mendapatkan keuntungan penuh waktu. Meski hanya bekerja pada jangka waktu yang telah ditentukan.

Perwakilan dari Chartered Institute of Personnel and Development, Claire McCartney mengatakan bahwa hanya sebanyak 4% pekerja yang memiliki jangka waktu kerja.

Ia juga menambahkan, bahwa bekerja jangka waktu memiliki kemungkinan dampak yang baik untuk perusahaan dan tenaga kerjanya.

“Dengan biaya dan ketersediaan pengasuhan anak yang menyebabkan tantangan besar bagi orang tua yang bekerja. Bekerja jangka waktu cenderung berdampak positif pada daya tarik dan retensi pada saat organisasi sedang berjuang dengan kekurangan keterampilan,” kata McCartney.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.