ANDALPOST.COM — Amerika Serikat (AS) telah mengambil langkah tegas dalam mendukung mitra Jepang. Di mana mengumumkan rencana pembelian makanan laut dari wilayah yang terkena dampak larangan impor Tiongkok, khususnya Prefektur Fukushima.
Keputusan ini bertujuan untuk mengatasi konsekuensi ekonomi yang muncul akibat larangan yang telah berlangsung selama lebih dari satu dekade.
Larangan impor makanan laut dari Fukushima dan sekitarnya diberlakukan oleh Tiongkok setelah bencana nuklir pada tahun 2011. Alasan utama yang diberikan adalah kekhawatiran atas tingkat radiasi dalam produk-produk tersebut.
Meskipun banyak penelitian ilmiah dan otoritas kesehatan internasional telah mengkonfirmasi bahwa makanan laut dari wilayah ini aman untuk dikonsumsi, larangan tersebut tetap berlaku hingga hari ini.
Dalam apa yang dianggap sebagai langkah solidaritas dengan Jepang, Pemerintah AS telah mengumumkan rencananya untuk membeli makanan laut senilai jutaan dolar dari Jepang, yang akan mencakup produk-produk dari Fukushima.
Langkah ini diharapkan akan membantu petani, nelayan, dan produsen makanan laut di Jepang yang telah lama menderita akibat larangan impor Tiongkok.
Kebangkitan Ekspor Jepang
Menteri Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Jepang, Hiroshi Kajiyama, mengungkapkan apresiasinya terhadap tindakan AS ini.
“Kami sangat menghargai dukungan yang diberikan oleh Amerika Serikat dalam mengatasi masalah ini. Larangan impor makanan laut dari Fukushima telah memberikan tekanan besar pada para petani dan nelayan kami, dan keputusan AS ini memberikan harapan baru bagi mereka,” ucap Kajiyama.
Reaksi dari Tiongkok terhadap langkah AS ini cukup beragam. Pemerintah Tiongkok mempertahankan larangan impor makanan laut dari Fukushima sebagai langkah yang diambil untuk melindungi kesehatan dan keamanan konsumen mereka.
Namun, beberapa pengamat menganggap larangan ini juga memiliki dimensi politik yang lebih dalam dalam kerangka ketegangan yang berlangsung lama antara Jepang dan Tiongkok.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.