ANDALPOST.COM — Sampah mungkin sudah menjadi barang yang terus menghantui tanah air. Volumenya yang dari hari ke hari terus meningkat membuat pemerintah dipaksa putar otak untuk mengurangi limbah dari berbagai sektor.
Salah satu limbah yang jumlahnya dari tahun ke tahun volumenya terus meningkat ialah limbah sampah. Tak ayal jika di rapat kerja DPR RI bersama Kementerian Pertanian, Komisi IV DPR mengangkat permasalahan limbah makanan ini.
Salah seorang anggota Komisi IV DPR RI, Yessy Melania menyoroti mengenai isu food loss dan food waste yang tengah menjadi perhatian publik bahkan dunia. Menurut Yessy, jumlah limbah makanan di Indonesia bisa kita berdayakan untuk sesuatu hal yang lebih bermanfaat.
Kondisi Terkini ‘Food Loss’ dan ‘Food Waste’ di Indonesia
‘Food Loss’ dan ‘Food Waste’ adalah dua hal yang berbeda. Meskipun dua-duanya terkait pangan, tetapi kedua istilah tersebut mengandung definisi yang berbeda.
Food Loss adalah istilah yang merujuk kepada makanan yang mengalami penurunan kualitas yang disebabkan oleh berbagai faktor selama proses rantai pasokan makanan sebelum menjadi produk akhir. Biasanya terjadi pada tahap produksi, pasca panen, pemrosesan hingga distribusi.
Sementera food waste biasanya merupakan makanan sisa berkualitas baik dan layak konsumsi, kemudian dibuang atau telah kadaluarsa.
Komisi IV DPR RI pun melihat fenomena besarnya timbunan sampah makanan yang berasal dari food loss maupun food waste. Menurut praduga dari DPR, kondisi ini terjadi karena belum maksimalnya rantai pangan di Indonesia.
Yessy selaku anggota DPR RI yang vokal dalam rapat kerja bersama Kementerian tersebut akhirnya mengaitkan fenomena timbunan makanan dengan kelangkaan pupuk yang terjadi di Indonesia.
Menurutnya, masyarakat terutama rakyat-rakyat kecil pasti tidak mau tahu alasan dari kelangkaan pupuk yang terjadi di Indonesia.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.