ANDALPOST.COM – Yunani saat ini tengah menghadapi evakuasi terbesar dalam beberapa tahun terakhir.
Hal ini dikarenakan negara tersebut sedang menghadapi musibah kebakaran besar di Pulau Rhodes yang telah berlangsung selama berhari-hari.
Berdasarkan laporan, evakuasi tersebut sulit dilakukan lantaran angin kencang yang menyebabkan proses pemadaman api menjadi terganggu.
Pemadam kebakaran setempat mengatakan bahwa setidaknya 30.000 orang telah dipindahkan dari kediaman mereka.
Pihak pemadam kebakaran juga menyatakan bahwa evakuasi tersebut didominasi oleh turis asing.
Sekitar 16.000 turis telah dipindahkan melalui jalur darat dan laut ketika sambaran api semakin tidak terkontrol akibat angin kencang.
“Ini merupakan operasi terbesar untuk mengangkut penduduk dan turis dengan aman yang pernah dilakukan di negara kami,” kata juru bicara pemadam kebakaran Yunani, Ioannis Artopios pada Minggu, (23/7/2023).
Akibat dari insiden tersebut, perekonomian Yunani yang sangat bergantung terhadap pariwisata telah menyumbang 25 persen dari PDB.
Selain itu, pihak berwenang juga telah bertindak cepat dalam memastikan wisatawan dipindahkan dari bahaya akibat kebakaran besar di seluruh hutan pinus pulau tersebut.
Pasalnya, Pulau Rhodes itu merupakan destinasi yang populer dengan pantainya dan reruntuhan bangunan Yunani kuno. Hal ini menjadi daya tarik bagi wisatawan asing.
Menanggapi hal ini, Menteri Pariwisata Yunani Olga Kefalogianni turun tangan dan langsung menuju ke Pulau Rhodes.
Menurut laporan media setempat, Yunani mengalami Juli terpanas dalam 50 tahun yang mencapai 45 derajat Celsius dengan kondisi panas, kering, dan berangin.
Kondisi tersebut dikatakan menjadi faktor terbesar dalam kebakaran di seluruh negara.
Akibat dari gelombang panas ekstrem yang terjadi, puluhan kobaran api telah menyelimuti seluruh negeri dengan kebakaran terbaru terjadi di Evia, pulau terbesar kedua dan di Peloponnese.
Evakuasi Turis
Insiden ini telah menyita perhatian komunitas internasional yang turut berpartisipasi dalam upaya pemadaman kebakaran.
Republik Ceko, Prancis, dan Turki mengirim pasukannya untuk bergegas ke Pulau Rhodes. Disamping itu, Paris dan Ankara juga diketahui mengirimkan pesawat pembuangan air untuk mendukung 49 truk pemadam kebakaran dan 266 petugas pemadam kebakaran.
Upaya tersebut juga dibarengi dengan langkah evakuasi yang telah dimulai sejak alarm peringatan berbunyi pada Sabtu sore.
Ribuan turis terlihat menuju pantai dan membawa barang-barang mereka.
Seorang turis asal Belgia, Cedric Guisset mengatakan kesaksiannya bahwa ia harus meninggalkan hotelnya dengan berjalan kaki dan tidak tahu harus pergi ke mana.
“Kami memberitahu hotel tentang pesan yang kami terima di ponsel kami untuk mengevakuasi daerah itu, tetapi mereka bahkan tidak mengetahuinya,” ujar Guisset kepada radio publik RTBF. “Kami benar-benar hanya mengambil kartu identitas kami, air dan sesuatu untuk menutupi wajah dan kepala kami,” tambahnya.
Selain itu, seorang manajer hotel di Lardos, Juri Viesi mengatakan bahwa pihaknya telah mengevakuasi 400 orang yang didominasi oleh orang Italia, Ceko, dan Prancis.
“Untungnya, tidak ada yang terluka di sini. Situasinya sangat memprihatinkan, bukan hanya karena aspek pariwisatanya, tetapi karena pulau tersebut telah terbakar. Daerah itu sangat indah, sangat hijau, dengan banyak Binatang,” ucap Viesi,
“Aku benci memikirkan apa yang telah terjadi, warnanya hitam, berubah menjadi abu. Itu sangat menyedihkan. Ini bukan tentang kehilangan pariwisata satu atau dua minggu. Ini tentang dampaknya pada kehidupan orang-orang,” sambungnya.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.