Janji Anies-Imin untuk memberikan kursi menteri untuk Muhammadiyah merupakan salah satu upaya mereka untuk mendulang suara dari kalangan Muhammadiyah.
Pasalnya, Muhammadiyah merupakan salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia dengan jumlah anggota mencapai puluhan juta orang.
Sejauh ini, orang penting di Muhammadiyah selalu masuk kabinet. Terbaru adalah Muhadjir Effendy yang menjadi Menteri Koordinator Pemberdayaan Manusia dan Kebudayan Republik Indonesia (Menko PMK).
Mendapat kan posisi Menko tentunya bukan hal main-main. Ini menjadi bukti jika Muhammadiyah punya pengaruh kuat untuk setiap pencalonan pilpres.
Eks Gubernur DKI itu juga mengatakan, jika Presiden Jokowi saja bisa memberikan jatah kursi kepada Muhammadiyah, apalagi dirinya. Pasalnya sejauh ini ia dikenal dan dianggap mewakili sosok pemimpin yang lahir dari golongan religius.
“Presiden Jokowi saja percaya dan memberikan kursi kepada Muhammadiyah, kok saya tidak bisa,” tukas Anies dalam pidatonya.
Selain Muhammadiyah, Anies-Imin juga menargetkan suara dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU).
NU merupakan organisasi Islam terbesar kedua di Indonesia dengan jumlah anggota mencapai puluhan juta orang.
Ini adalah langkah strategi dari Anies untuk meraup pundi-pundi suara dalam Pilpres di 2024. Pasangan AMIN terus menerus bermanuver untuk mendekati kantong-kantong Muhammadiyah maupun NU.
Sejauh ini, sosok ulama besar yang berada di kubu AMIN adalah Said Aqil Sirod (SAS) mantan Ketua PB NU dan Din Samsudin mantan Ketua Pusat Muhammadiyah.
Dua sosok besar ini jelas akan mempengaruhi basis masa akar rumput untuk berada di garda AMIN. (pam/ads)