Pembahasan Blinken
Pertemuan dengan beberapa pemimpin Israel juga akan Blinken manfaatkan untuk membahas kebutuhan mendesak bagi beberapa pihak. Hal tersebut guna mengambil keputusan untuk mengurangi ketegangan serta mengakhiri kekerasan yang telah merenggut banyak korban jiwa.
“Dengan para pemimpin Israel dan Palestina, Sekretaris akan menggarisbawahi kebutuhan mendesak bagi pihak-pihak untuk mengambil langkah-langkah untuk mengurangi ketegangan,
“Guna mengakhiri siklus kekerasan yang telah merenggut terlalu banyak nyawa tak berdosa,” imbuhnya.
Tak berhenti sampai situ saja, dia juga akan menggarisbawahi penegakan status quo bersejarah Haram al-Sharif/Temple Mount di Yerusalem.
“Dia juga akan membahas pentingnya menegakkan status quo bersejarah Haram al-Sharif/Temple Mount di Yerusalem,” terang Departemen Luar Negeri.
Di sisi lain, kunjungan Blinken kali ini terbilang cukup berisiko.
Pasalnya, Israel tengah meluncurkan serangan mematikan terhadap warga Palestina.
Bahkan, serangan tersebut kian meningkatkan ketegangan di kedua negara.
Ketegangan antara Israel dan Palestina terjadi sejak awal bulan Januari 2023 usai menteri keamanan nasional ultranasionalis Israel Itamar Ben-Gvir mengunjungi kompleks Masjid Al-Aqsa.
Para pemimpin Palestina dan Arab menganggap hal tersebut merupakan sebuah provokasi.
Status quo bersejarah mempertahankan bahwa negara tetangga Yordania memiliki perwalian atas Masjid Al-Aqsa. (SPM/FAU)