ANDALPOST.COM — Saham perusahaan pembuat chip Inggris Arm melonjak pada hari Kamis (14/9/2023). Saham perusahan tersebut berhasil melampaui nilai lebih dari $65 miliar saat memulai debutnya di bursa saham Nasdaq dalam pencatatan saham Amerika Serikat pada tahun ini.
Arm menetapkan harga $51 (Rp 785.000) per saham membuat nilai perusahaan menyentuh angka $54,5 miliar (Rp 839 Triliun) pada hari sebelumnya yaitu Rabu.
Namun ketika perdagangan dimulai pada Kamis pagi, minat investor terhadap penawaran umum perdana (IPO) perusahaan mendorong harga sahamnya naik 10% menjadi $56,10. Lantas membuat nilainya melonjak ke angka $60 miliar (Rp 923 Triliun).
Pencapaian luar biasa tersebut tidak hanya berhenti di tengah hari kemarin. Sebab hingga akhir hari, nilai saham perusahan tersebut kemudian naik hampir 25%, mengakhiri hari dengan valuasi lebih dari $65 miliar (Rp 1.000 Triliun).
Didirikan di Cambridge pada tahun 1990 sebagai Advanced Risc Machines, Arm memasok pembuat chip dengan desain sirkuit. Arm juga merupakan pemasok dominan ke pasar telepon seluler dengan sirkuitnya di 99% ponsel pintar.
Perusahaan investasi Jepang SoftBank pun membeli Arm seharga $32 miliar pada tahun 2016 lalu.
Perusahaan dan investor telah memperkirakan teknologinya akan berkembang ke sistem kecerdasan buatan (AI) di tahun-tahun mendatang. Serta bidang lain termasuk komputasi awan dan industri otomotif.
Keikutsertaan AI Mendorong Kenaikan Saham Arm
Kegembiraan terhadap AI telah mendorong kenaikan besar pada harga saham perusahaan teknologi lainnya.
Saham pembuat chip Amerika, Nvidia, meningkat lebih dari tiga kali lipat tahun ini, dan pada bulan Mei perusahaan ini menjadi pembuat chip pertama yang bernilai lebih dari $1 triliun.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.