ANDALPOST.COM – Sejumlah negara berlomba untuk memanfaatkan kekuatan angin yang tidak akan ada habisnya, Rabu (26/4/2023).
Ladang angin mulai bermunculan di darat maupun di lepas pantai, sehingga memberi energi untuk jutaan rumah tangga.
Mereka ada di mana-mana dari Eropa hingga Asia, yang kini menjadi pemimpin global dengan China sebagai pendorong utama.
“Sangat jelas bahwa Asia Pasifik akan menjadi pasar terbesar sejauh ini,” kata Robert Liew. Analis utama energi dan energi terbarukan di Asia Pasifik di grup konsultan Wood Mackenzie.
“Dalam proyeksi kami, kami melihat biaya angin lepas pantai di China hampir bersaing di tingkat tenaga batu bara pada akhir dekade ini. Itu luar biasa.”
“Jepang, Korea, Taiwan, mereka ingin memperlambat nuklir, memperlambat batu bara, dan menggantinya dengan angin lepas pantai,” imbuhnya.
Perusahaan listrik multinasional Denmark, Orsted merupakan salah satu perusahaan yang memasuki Asia Pasifik dan fokus pada pasar dengan pertumbuhan tercepat, Taiwan.
Pentingnya Asia Pasifik
Presiden perusahaan bisnis Asia Pasifik Per Mejnert Kristensen meyakini kawasan tersebut sangat penting dalam pengembangan tenaga angin.
“Orsted memiliki visi untuk menciptakan dunia yang sepenuhnya menggunakan energi hijau. Dan jika Anda ingin melakukan itu, Asia Pasifik jelas sangat penting.”
“Ini adalah area di mana banyak energi dikonsumsi. Ini juga merupakan area di mana kita melihat efek emisi gas rumah kaca,” beber Kristensen.
Ia menyebut kondisi untuk mendirikan ladang angin lepas pantai sangat baik. Serta andal mengingat kecepatan angin di area itu.
“Taiwan berpotensi menjadi salah satu pelopor dalam transisi menuju energi terbarukan,” imbuhnya.
Angin merupakan sumber daya terbarukan terbesar dan paling cepat berkembang secara global.
Diperkirakan dapat menghasilkan hampir 8 persen dari seluruh energi pada tahun lalu.
Dikombinasikan dengan tenaga surya yang jumlahnya mencapai 12 persen.
Tetapi, bahan bakar fosil masih menghasilkan 80 persen dari total energi.
Perlu Peningkatan
Dewan Energi Angin Global mengatakan instalasi energi angin tahunan harus ditingkatkan empat kali lipat dalam dekade ini. Hal tersebut guna membantu menjaga kenaikan suhu rata-rata dunia di bawah 1,5 derajat Celcius.
Pemikir energi Ember mengatakan tenaga angin harus mencapai lebih dari 20 persen listrik global pada tahun 2030 jika tujuan emisi nol bersih ingin dicapai.
Peningkatan menjadi solusi andal di industri angin.
Sehingga, membutuhkan turbin dan ladang yang lebih besar.
Saat ini, China memiliki turbin angin lepas pantai terbesar dengan ketinggian lebih dari 250m.
Bilahnya sepanjang 128m dapat menyapu area yang setara dengan sekitar tujuh lapangan sepak bola standar.
Meski memiliki area yang luas, hal ini juga menimbulkan masalah lain.
Pasalnya ladang angin besar lebih rumit untuk dipasang dan dirawat.
Bahkan, dalam prosesnya membutuhkan kapal yang sangat khusus dan mahal, menurut Seraya Partners yang berbasis di Singapura.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.