Kerja sama antara militer dan kementerian pertanian tidak hanya berfungsi sebagai respons cepat terhadap krisis saat ini, tetapi juga menekankan pentingnya pendekatan kolaboratif untuk mengatasi masalah yang lebih luas yang dihadapi sektor pertanian.
Dengan memanfaatkan kemampuan militer, pemerintah bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dalam mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh kekeringan yang disebabkan El Nino dan menjaga ketahanan pangan negara.
Ketika militer melangkah ke ranah pertanian, ini menandai respons unik dan strategis terhadap isu-isu mendesak yang dihadapi pertanian Indonesia.
Keberhasilan inisiatif ini tidak hanya akan diukur dengan dampak langsung pada hasil panen padi, tetapi juga oleh ketahanan jangka panjang yang di pupuknya dalam menghadapi pola iklim yang tidak dapat diprediksi.
Seruan presiden untuk bantuan militer menandakan komitmen tegas untuk memastikan bahwa sektor pertanian Indonesia tetap kuat, adaptif, dan mampu menahan tantangan yang ditimbulkan oleh perubahan iklim.
Indonesia diketahui sebagai salah satu produsen padi terkemuka di dunia, dengan perkiraan produksi sebesar 55,67 juta ton pada tahun 2022.
Namun, produksi beras negara ini terancam oleh fenomena cuaca El Niño, yang menyebabkan kekeringan parah dan mengurangi hasil panen padi.
Apalagi petani padi di Indonesia menghadapi beberapa tantangan, antara lain kondisi lingkungan, permasalahan penguasaan lahan, tenaga kerja pertanian, dan perubahan iklim. (paa/ads)