Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Bangladesh Larang Penggunaan Plastik di Hutan Bakau Terbesar Sedunia

Hutan bakau di Sundarbans, Bangladesh. (The Andal Post/Aini)

Larangan Menteri Lingkungan 

Plastik membutuhkan waktu puluhan tahun agar dapat terurai sepenuhnya. Banyaknya sampah plastik yang berada di hutan bakau membahayakan kehidupan flora dan fauna yang ada di hutan tersebut.

Barang-barang plastik dapat terurai di tanah 1000 tahun lamanya, sedangkan kantong plastik 10 hingga 1000 tahun. 

Botol plastik dapat terurai di alam sekitar 450 tahun. Untuk saat ini, plastik merupakan sampah yang paling lama terurai.

Lantas Menteri Lingkungan Bangladesh, Md Shahab Uddin pun mengumumkan larangan plastik sekali pakai yang mencakup 6.500 km persegi wilayah hutan.

“Plastik sekali pakai telah merusak lingkungan dan keanekaragaman hayati di Sundarbans,” kata Shahab.

Keputusannya segera dipuji oleh para pencinta lingkungan.

“Lingkungan dan keanekaragaman hayati dipertaruhkan di Sundarbans,” ucap Monirul Khan, seorang profesor zoologi di Universitas Jahangirnagar yang dikelola pemerintah Bangladesh.

“Dampak polusi yang disebabkan oleh plastik lebih dari yang terlihat. Hewan liar sering memakan plastik ini,” lanjutnya. 

Sementara, diketahui bagian dari Sundarbans ditetapkan sebagai situs warisan dunia oleh UNESCO pada tahun 1997.

Bangladesh memiliki populasi lebih dari 165 juta jiwa dengan kepadatan penduduk yang sangat tinggi.

Para ahli mengatakan, pertumbuhan ekonomi dan urbanisasi yang cepat di negara itu menimbulkan biaya lingkungan yang tinggi.

Polusi tidak hanya berdampak pada kesehatan masyarakat tetapi juga mengikis daya saing ekonomi negara.

Polusi plastik telah menjadi salah satu masalah lingkungan yang paling mendesak, karena produksi produk plastik sekali pakai yang meningkat pesat mengalahkan kemampuan negara untuk mengatasinya.

Solusi yang paling tepat supaya plastik tidak sampai memolusikan perairan adalah untuk mencegah supaya sampah tersebut tidak sampai masuk ke perairan.

Hal tersebut dapat dilakukan melalui peningkatan sistem pengelolaan limbah dan daur ulang. 

Serta desain produk yang lebih baik yang memperhitungkan masa pakai singkat kemasan sekali pakai, dan pengurangan produksi plastik sekali pakai yang tidak perlu. (xin/ads)