ANDALPOST.COM — Tesla mungkin menjadi merek mobil pertama yang disebut hampir seluruh masyarakat dunia jika kita berbicara tentang kendaraan listrik. Sebab, bisa dibilang Tesla menjadi pelopor di industri tersebut.
Namun, beberapa waktu terakhir, nama Tesla kembali naik daun usai regulator keselamatan mobil Amerika Serikat meminta penjelasan kepada pihak Tesla. Terkait perubahan perangkat lunak yang memungkinkan pengemudi untuk tidak memegang kemudi lebih lama.
Menurut otoritas keselamatan mobil Amerika Serikat, aturan mengenai fitur autopilot terbaru milik Tesla memiliki risiko lebih besar terjadinya tabrakan. Hal tersebut dikritik lewat surat tertulis yang dirilis pada Selasa (29/8/2023).
Selain itu, pihak Administrasi Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional (NHTSA) meminta Tesla untuk segera menanggapi tentang perubahan Autopilot dan membuat dokumen dalam apa yang disebut perintah khusus tertanggal 26 Juli.
Bersamaan dalam dokumen tersebut, NHTSA hanya meminta pihak Tesla untuk mengkonfirmasi tidak untuk menarik kendaraannya
Kekhawatiran atas Fitur Keselamatan
Dalam surat tertanggal 26 Juli, NHTSA memerintahkan Tesla untuk menanggapi daftar pertanyaan tentang fitur tersebut. Jika Tesla tidak mengindahkan kebijakan yang ada, maka pihak NHTSA tidak segan-segan akan memberikan serangkaian denda yang semakin besar.
Dalam surat tersebut , NHTSA menyatakan keprihatinannya bahwa fitur apa pun yang memungkinkan pengemudi melepaskan tangan mereka dari kemudi tanpa pengawasan pengemudi yang memadai dapat menimbulkan risiko keselamatan.
“NHTSA khawatir fitur ini diperkenalkan pada kendaraan konsumen dan, setelah keberadaan fitur ini diketahui publik, semakin banyak pengemudi yang mencoba mengaktifkannya,” salah satu penggalan dalam surat yang dikirim NHTSA.
Kekhawatiran yang bersumber dari NHTSA bukanlah pertama kali terjadi. Sekitar dua tahun yang lalu, Tesla juga dirundung masalah yang sama.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.